MAKALAH PROMKES PENCEGAHAN PENYAKIT



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Promosi kesehatan adalah ilmu pengetahuan dan seni membantu orang untuk merubah gaya hidup menuju kesehatan optimal. Kesehatan optimal adalah keseimbangan ksehatan fisik, emosi, social, spiritual dan intelektual.
Setiap pekerja berhak atas derajat kesehatan yang optimal sebagai modal yang azasi untuk dapat menjalankan aktivitas yang produktif. Pekerja baik di sektor swasta maupun pemerintah, perusahaan formal maupun informal, selain proporsinya lebih dari 70 % dari seluruh populasi, pada hakekatnya merupakan jantungnya organisasi dan motornya produktivitas.
            Di tempat kerja kemungkinan terdapat tiga sumber utama bahaya potensial kesehatan kerja yaitu ; 1) lingkungan kerja, 2) pekerjaan, serta 3) manajemen yang belum terlatih tentang kesehatan dan keselamatan kerja. Apabila kondisi bahaya potensial dari ketiga sumber utama tersebut dapat diminimalkan, apalagi dieliminasikan; maka pekerja dapat lebih leluasa mewujudkan tanggung jawabnya masing-masing untuk melakukan perawatan diri menuju tingkat kesehatan dan pemeliharaan kesehatan yang setinggi-tingginya.
Fokus program promosi kesehatan kerja di tempat kerja, bermanfaat selain untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kebugaran atau kapasitas kerja, juga dapat mencegah penyakit degeneratif kronik seperti misalnya penyakit jantung koroner, stroke, kanker, penyakit paru obstruksi kronik dan lain-lain. Bahkan penyakit degeneratif kronik itu,kini telah menjadi penyebab kematian nomor satu pekerja usia prima melebihi kematian yang disebabkan oleh kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja maupun penyakit menular (WHO, 1996).
Oleh karena itu pelayanan kesehatan kerja tidak cukup hanya melindungi kesehatan pekerja dari pengaruh buruk yang ditimbulkan oleh pemajanan dengan hazard kesehatan yang berasal dari lingkungan kerja dan pekerjaan. Akan tetapi kesehatan kerja masa kini harus memprioritaskan program promosi kesehatan pekerja di tempat kerja yang merupakan bagian dari pelayanan kesehatan kerja yang melaksanakan upaya perbaikan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial pekerja serta dalam rangka pencegahan penyakit yang jelas tinggi prevalensinya diantara pekerja, selain mendukung sumber daya manusia dalam mencapai kinerja, jenjang karir dan produktivitas organisasi atau tempat kerja yang setinggi-tingginya.
Sebagai sumber daya terpenting dalam organisasi, wajar apabila pekerja dijamin aksesnya untuk berpartisipasi dalam program kesehatan kerja yang memfasilitasikan pencapaian derajat kesehatan dan kapasitas kerja yang setinggi-tingginya, sambil juga melindungi pekerja dari kemungkinan pengaruh yang merugikan kesehatan karena pemajanan oleh bahaya potensial terhadap kesehatan di tempat kerja.
Adanya Termininologi Promosi kesehatan yang digunakan dewasa ini merupakan bentuk perkembangan dari Pendidikan Kesehatan yang telah digunakan berpuluh puluh tahun yang lalu. Secara umum pendidikan kesehatan adalah suatu upaya untuk mempengaruh masyarakat, baik individu mapun kelompok agar mereka berperilaku hidup bersih dan sehat.
Sehat adalah hak asasi manusia dan merupakan investasi pembangunan sehingga perlu dipelihara, dilindungi dan ditingkatkan kualitasnya melalui berbagai upaya yang dilakukan oleh semua pihak. Undang-undang No 36 Tahun 2009 menyebutkan bahwa penyelenggaraan kesehatan sekolah bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat, meningkatkan lingkungan sehat, dan mendidik sumber daya manusia berkualitas. Kualitas sumber daya manusia antara lain ditentukan oleh dua faktor yang satu sama lain saling berhubungan dan saling bergantung, yaitu pendidikan dan kesehatan. Kesehatan merupakan syarat utama agar upaya pendidikan berhasil, sebaliknya pendidikan yang diperoleh akan sangat mendukung tercapainya peningkatan status kesehatan seseorang.
Promosi kesehatan bukan hanya diperlukan dalam pelayanan preventif dan promotif saja, melainkan juga diperlukan pada pelayanan kuratif dan rehabilitatif atau pelayanan rumah sakit. Memang secara konsep, promosi kesehatan di rumahsakit (RS) adalah sama dengan promosi kesehatan pada pelayanan preventif danpromotif atau yang disebut dengan pelayanan kesehatan masyarakat. Perbedaannya hanya terletak pada sasarannya saja. Sasaran promosi kesehatanmasyarakat adalah kelompok orang yang sehat, sedangkan sasaran promosikesehatan di rumah sakit utamanya adalah orang yang sakit (pasien) dan jugaorang yang sehat atau keluarga pasien.Ditinjau dari tempat pelaksanaan atau tatanan (setting) promosi kesehatanseperti telah diuraikan sebelumnya, rumah sakit adalah termasuk tatanan institusipelayanan kesehatan. Dengan demikian maka promosi kesehatan ini adalahpromosi kesehatan yang dikembangkan di rumah sakit dalam rangka untuk membantu orang sakit atau pasien dan keluarganya agar mereka dapat mengatasimasalah kesehatannya, khususnya mempercepat kesembuhan dari penyakitnya.Dari segi psikososial orang yang sedang sakit atau keluarga dari orang yang sakitadalah dalam kondisi ketidakenakan: rasa sakit, kekhawatiran, kecemasan,kebingungan, dan sebagainya. Oleh sebab itu, mereka ini sangat memerlukan bantuan bukan saja pengobatan, tetapi bantuan lain seperti informasi, nasihat, danpetunjuk-petunjuk dari para petugas rumah sakit berkaitan dengan masalah kesehatan atau penyakit yang mereka alami. Maka dalam makalah ini, penulis memiliki tujuan tertentu sesuai dengan latar belakangnya yaitu bagaimana melalukan promkes di tempat kerja, promkes di sekolah, dan promkes di Rumah Sakit.

B.     Permasalahan
1.      Bagaimana pelaksanaan promkes di tempat kerja !
2.      Bagaimana pelaksanaan promkes di sekolah !
3.      dan bagaimana dengan pelaksanaan promkes di Rumah Sakit !

C.     Tujuan Penulisan
Agar dapat digunakan mahasiswa untuk menambah wawasan dan pemahamannya dalam melaksanakan promkes di tempat kerja, sekolah, dan di Rumah Sakit.












BAB II
PEMBAHASAN

A.    Promosi Kesehatan di Tempat Kerja

1.      Defenisi
Promosi kesehatan di tempat kerja merupakan komponen kegiatan pelayanan pemeliharaan/ perlindungan kesehatan pekerja dari suatu pelayanan kesehatan kerja. Sayang sekali, dalam beberapa hal promosi kesehatan di tempat kerja dikembangkan sebagai kegiatan yang terpisah dari pelayanan kesehatan kerja. Hal ini selain membuang sumber daya, juga tidak efektif dalam kemajuan program promosi kesehatan di tempat kerja. Sehat berarti tidak hanya ketiadaan suatu penyakit tapi optimalnya kondisi fisik, mental dan kesejahteraan sosial. Promosi kesehatan kerja didefinisikan sebagai proses yang memungkinkan pekerja untuk meningkatkan kontrol terhadap kesehatannya. Jika dilihat dalam konteks yang lebih luas, promosi kesehatan di tempat kerja adalah rangkaian kesatuan kegiatan yang mencakup manajemen dan pencegahan penyakit baik penyakit umum maupun penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan serta peningkatan kesehatan pekerja secara optimal.
Jadi dapat disimpulkan bahwa promosi kesehatan di tempat kerja (health promotion at the workplace) adalah program kegiatan yang direncanakan dan ditujukan pada peningkatan kesehatan para pekerja beserta anggota keluarga yang ditanggungnya dalam konteks tempat kerja.
Promosi kesehatan di tempat kerja diselenggarakan berdasarkan suatu kerangka konsep (framework), yang dibangun melalui beberapa kunci seperti ; pendekatan (approach), strategi (strategies), area prioritas (priority areas), faktor yang mempengaruhi (influence factors), dan lain-lain.
2.      Tujuan
Tujuan promosi kesehatan di tempat kerja adalah untuk mempengaruhi sikap masing-masing pekerja mengenai kesehatannya secara individu, sehingga dari hari ke hari mereka akan menentukan keputusan atas pilihannya secara personal, menuju gaya hidup yang sehat dan lebih positif.
Tujuan khusus secara jelas harus dinyatakan dan disampaikan pada semua pekerja yang berpartisipasi dalam program. Yang termasuk tujuan khusus adalah sbb;
1. Mempengaruhi pekerja untuk menerima dan memelihara gaya hidup yang sehat dan positif.
2.Mempengaruhi pekerja untuk menerima dan memelihara kebiasaan makan makanan dengan kandungan gizi yang optimal. Mempengaruhi pekerja untuk berhenti merokok.
3. Mempengaruhi pekerja untuk mengurangi/menurunkan/menghilangkan penyalahgu- naan obat dan alkohol.
4. Membantu pekerja untuk terbiasa mengatasi stress yang dialami dalam kehidupannya.
5. Mengajarkan pekerja mengenai kemampuan P3K dan CPR.
6. Mengajarkan pekerja mengenai penyakit umum dan penyakit yang berhubungan dengan pekerjaannya serta bagaimana mencegah serta meminimalisasi akibatnya.
7. Mengadakan penilaian menyeluruh secara medis
.
3.      Manfaat Promosi Kesehatan di Tempat Kerja
1.      Bagi pihak manajemen tempat kerja
2.      Meningkatnya dukungan terhadap program kesehatan dan keselamatan pekerja di tempat kerja
3.      Citra positif (tempat kerja yang maju & peduli kesehatan)
4.      Meningkatnya moral staf
5.      Menurunnya angka kemangkiran karena sakit
6.       Meningkatnya produktivitas
7.      Menurunnya biaya kesehatan
8.      Bagi pekerja
9.      Meningkatnya percaya diri
10.  Menurunnya stress
11.  Meningkatnya semangat kerja
12.  Meningkatnya kemampuan mengenali dan mencegah penyakit
13.     Meningkatnya kesehatan individu, keluarga dan masyarakat sekitar.
4.      Pendekatan Program
Tahun-tahun belakangan ini menunjukkan bahwa meningkatnya sejumlah pengusaha dalam mengimplementasikan kegiatan promosi kesehatan di tempat kerja bagi pekerjanya. Program yang diperkenalkan ini merupakan kegiatan pelayanan kesehatan kerja yang sifatnya sukarela, akan tetapi terbukti bermanfaat bagi pekerja dan merupakan kegiatan yang cukup populer dan dilakukan secara bertahap sesuai ketersediaan fasilitas di tempat kerja.
Secara langsung, program ini dijalankan oleh pengusaha, dan hasilnya cukup berhasil dengan adanya dukungan dari assosiasi pekerja.
Manajemen program yang ditawarkan harus terspesialisasi dan professional serta diawali dengan kegiatan yang mudah diterapkan oleh pekerja.
Secara khusus, program promosi kesehatan di tempat kerja diterapkan melalui 3 (tiga) pendekatan yakni; pendidikan kesehatan (health education), kedokteran pencegahan (preventive medicine) dan kebugaran fisik (physicall fitness).
·         Komponen pendidikan kesehatan
Komponen ini sifatnya mengajarkan pekerja mengenai hal-hal yang essensial gaya hidup sehat, seperti; kebiasaan-kebiasaan yang sehat, gizi sehat dan efek merokok terhadap kesehatan, penyalahgunaan obat dan alkohol. Diluar aspek pendidikan kesehatan yang sifatnya informatif, fokus lainnya mengenai prinsip-prinsip psikologi. Hal ini akan mendorong pekerja untuk bertindak sehat dan menghindari risiko yang membahayakan kesehatannya.
Komponen pendidikan kesehatan dalam program promosi kesehatan di tempat kerja harus dirancang dengan memperhatikan karakteristik para pekerja (umur, jenis kelamin, golongan, pendidikan, status kesehatan, bahasa dll). Masalah-masalah kesehatan yang penting harus diketahui oleh pekerja dan dilakukan perubahan dalam kerangka sehat dan efektif.
·         Komponen kedokteran pencegahan
Menurut jenisnya komponen ini terbatas pada screening penyakit umum dan faktor risiko serta kegiatan intervensi, perlu diingat komponen ini tidak dimaksudkan untuk mengganti pelayanan kesehatan personal. Fokus komponen ini biasanya ditujukan juga pada upaya pengurangan kadar kolesterol dan pelatihan kebugaran jantung.
Pengurangan faktor risiko masalah-masalah kesehatan relatif lebih mudah dilakukan dalam satu kesatuan program promosi kesehatan di tempat kerja. Masing-masing program yang dijalankan perlu adanya umpan balik, semangat kebersamaan dalam bekerja dan adanya sarana pendukung, sehingga pencapaian tujuan lebih mudah jika dibandingkan secara personal.
·         Komponen kebugaran fisik
Dari berbagai alasan dan pandangan komponen ini merupakan bagian yang paling penting dari kebanyakan program promosi kesehatan yang diterapkan. Keikutsertaan dalam kegiatan kebugaran dan olah raga yang dijadwalkan secara teratur dalam rangka pengkondisian semangat dan rasa kebersamaan dalam kelompok.
Program kebugaran di tempat kerja, orientasinya tidak untuk melatih pekerja menjadi seorang atlit, akan tetapi alasan sebenarnya adalah agar pekerja mempunyai koordinasi dan kekuatan secara normal. Program kebugaran yang dibuat prinsipnya menyenangkan dan membangun moral/semangat diantara pekerja.
5.      Langkah-Langkah Strategi Promosi Kesehatan Di Tempat Kerja
Langkah-langkah strategi promosi kesehatan di tempat kerja dilaksanakan melalui Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat Pekerja (PPMP ~ Primary Health Care Approach). Untuk mencapai sasaran masyarakat pekerja diperlukan pendekatan sistemik yang mampu mengajak partisipasi dari masyarakat pekerja. Ciri PPMP ini adalah :
Penyelenggaraan program promosi kesehatan di tempat kerja harus bertumpu pada partisipasi aktif masyarakat pekerja atau kerja sama interaksi antara penyelenggara program promosi kesehatan di tempat kerja dengan masyarakat pekerja di tempat kerja sasaran.
·         Adanya konsepsi dan pelaksanaan promosi kesehatan di tempat kerja
·         Adanya kegiatan program promosi kesehatan di tempat kerja yang diselenggarakan melalui kemitraan triparteit (pemerintah, manajemen tempat kerja dan pekerja atau serikat pekerja).
Tahapan langkah-langkah dari pendekatan pemberdayaan masyarakat pekerja sebagai berikut :
·         Melakukan advokasi & sosialisasi
Advokasi secara umum ialah suatu bentuk komunikasi yang berlangsung dari pihak yang lemah kepada yang lebih kuat (berkuasa). Dalam hal tempat kerja dapat dianalogikan dengan komunikasi antara pekerja dengan pihak manajemen tempat kerja, dengan tujuan agar hak-hak pekerja atas promosi kesehatan dapat diperoleh atau terpenuhi.
Sosialisasi adalah kegiatan mendiseminasikan pesan ke semua arah (horizontal), yang dalam konteks tempat kerja adalah pada semua pekerja di semua tingkatan, agar semua pekerja mengetahui, memahami dan mengamalkan pesan yang diprogramkan oleh manajemen tempat kerja. Jadi lebih jauh lagi agar semua pekerja berpartisipasi sesuai dengan apa yang diharapkan melalui pesan tersebut.
·         Telaah mawas diri (workers community diagnosis)
Telaah mawas diri sebenarnya merupakan ajang diagnosis masalah oleh masyarakat pekerja terhadap kondisi kesehatan kerja mereka. Secara singkat dapat digambarkan bahwa masyarakat pekerja diajak untuk mengenali keadaan kesehatan kerja mereka sendiri, disamping mendeteksi potensi yang ada di sekeliling mereka. Atas dasar kedua hal ini (masalah dan potensi), dibuatlah diagnosis masalah kesehatan kerjanya. Dalam hal ini, kewajiban bagi manajemen tempat kerja adalah mencarikan cara yang tepat agar mempermudah mereka dalam mengenali masalah dan menggali potensi yang mereka miliki.
·         Musyawarah masyarakat pekerja (workers community prescription)
Musyawarah masyarakat pekerja merupakan kegiatan �worker�s community prescription� untuk mengatasi segala yang berhubungan dengan kesehatan kerja yang mereka alami. Tentu saja penyelesaian masalah ini diutamakan dengan menggunakan potensi setempat. Resep ini belum tentu rasional, oleh karena itu adalah kewajiban manajemen tempat kerja untuk menuntun mereka membuat resep yang rasional. Wujudnya berupa rencana kegiatan yang sederhana, dapat dijangkau dengan sumber daya setempat, tetapi memberi sumbangan besar pada upaya mengatasi masalah kesehatan kerja setempat.
·         Pelaksanaan kegiatan (workers community treatment)
Dalam hal ini, masyarakat pekerja menjalankan upaya penanggulangan masalah. Serangkaian kegiatan yang disusun diharapkan dapat secara bertahap mengatasi masalah-masalah kesehatan kerja yang mereka hadapi, sekaligus membuktikan apakah �resep� mereka sudah tepat. Namun perlu dipantau agar bila ternyata ada kekeliruan, bisa segera diperbaiki.
·         Memantau/menyesuaikan
Selama program promosi kesehatan di tempat kerja berlangsung, pemantauan perlu dilakukan. Setiap perubahan perilaku yang terjadi perlu diperhitungkan, dan perubahan lingkungan baik yang positif (mendukung) maupun yang negatif (menghambat) perlu diketahui, diantisipasi dan dihadapi secara tepat. Dengan demikian program promosi kesehatan dapat berjalan terus, berkembang dan mencapai sasarannya.
·         Evaluasi
Pada akhirnya setelah program dijalani sesuai rencana, maka dilakukan evaluasi ; apakah proses pelaksanaan berlangsung sesuai dengan rencana?, apakah ada perubahan perilaku pekerja kearah positif?, apakah perubahan keadaan sehubungan dengan promosi kesehatan yang dilakukan?
·         Pembinaan dan pengembangan
Kegiatan pembinaan dan pengembangan merupakan siklus lanjut dari lingkaran pemecahan masalah-masalah kesehatan kerja. Pada satu periode akhir kegiatan, tahap selanjutnya adalah worker community development yang kemudian berputar kembali ke langkah workers community diagnosis, workers community prescription dan workers community treatment, Inspection/adaptation, evaluation sebab akan timbul problematik baru yang lebih tinggi tingkatnya. Bila ini berjalan, maka akan terjadi proses pembinaan dan pengembangan sesuai dengan tingkat perkembangan masalahnya.
6.      Program Promosi Kesehatan
Program promosi kesehatan di tempat kerja berbeda dengan kebugaran untuk bekerja (fitness to work) atau program surveillans kesehatan. Fokus program ini terletak pada pencapaian strategi gaya hidup dan kesehatan pekerja. Sifatnya sukarela dan secara tak langsung mempengaruhi pekerja.
Kegiatan program promosi kesehatan yang tepat adalah dengan menawarkan/memberikan program yang bervariasi pada masyarakat pekerja dan disesuaikan dengan kondisi tempat kerja.
Kebanyakan program promosi kesehatan ini mengawalinya dengan komponen kebugaran, screening terhadap faktor risiko jantung, kegiatan pendidikan kesehatan yang menitikberatkan pada masalah penghentian merokok dan kesehatan umum, dan berbagai kegiatan pelatihan antara lain ; bagaimana untuk membiasakan mengangkat suatu benda dengan tidak menciderai punggung.
Program-program ini dirancang dalam kerangka program promosi kesehatan yang dilakukan di tempat kerja, dimana fokus perhatiannya diutamakan pada kebiasaan-kebiasaan sehat yang dilakukan pekerja, selain pada upaya memberikan perlindungan terhadap pekerja dari bahaya-bahaya yang berhubungan dengan pekerjaannya. Perlu di ketahui bahwa implementasi program promosi kesehatan di tempat kerja merupakan faktor pendukung yang sangat penting untuk meningkatkan kesehatan pekerja. Di beberapa negara, pelaksanaan promosi kesehatan di tempat kerja tidak hanya dilakukan oleh para ahli kesehatan kerja tapi banyak dilakukan oleh kelompok-kelompok pekerja sehat yang independen. Kegiatan-kegiatan ini harus dikoordinasikan dengan kegiatan pelayanan kesehatan kerja sehingga ada efek relevansi, feasibiliti dan sustainabelnya.
Perkembangan terbaru di beberapa negara seperti ; di Belanda dan Finlandia adalah menetapkan kegiatan promosi kesehatan kerja dalam kerangka pelayanan kesehatan kerja. Dimana masing-masing kegiatan bertujuan untuk peningkatan dan pemeliharaan kemampuan kerja pekerja melalui tindakan promosi kesehatan dan pencegahan dini terhadap gangguan kesehatan pekerja, lingkungan kerja dan organisasi kerja.
Penilaian efek program promosi kesehatan di tempat kerja adalah bagian yang essensial dari manajemen keseluruhan program. Program yang tidak populer dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan minat dan kebutuhan pekerja. Faktor ini juga perlu diperhatikan dalam mengenalkan kegiatan-kegiatan yang baru. Begitupun bagi pengusaha kecil, mereka dapat mengembangkan program promosi kesehatan melalui �sharing� dan �subsidi� atas keikutsertaan pekerja di dalam klub-klub kesehatan setempat.
Jika program dikelola dengan baik, sebenarnya cukup besar keuntungan yang didapat yakni; menumbuhkan semangat para pekerja untuk senantiasa membiasakan diri bertindak aman dan sehat di tempat kerja dan meningkatkan kebugaran diantara pekerja serta dapat meningkatkan moral/semangat pekerja untuk bertindak positif.
7.      Penetapan program
Sebelum suatu program diluncurkan, maka para pekerja harus ditentukan tingkat pengetahuan dan sikapnya mengenai kesehatan dan tingkat perilakunya pada akhir-akhir ini. Adalah penting untuk membuka hubungan komunikasi pada permulaan diluncurkannya program. Karena diyakini pelaksanaan program akan berhasil diterapkan dan memberikan hasil yang dapat diukur.
Di saat sekarang, jika pengusaha berharap untuk mendapatkan sesuatu yang lebih dari dampaknya terhadap ekonomi perusahaan, lalu angka kemangkiran, turnover rate, biaya asuransi kesehatan, angka kecelakaan dan ukuran-ukuran lain dari produktivitas pekerja, maka program tersebut perlu dilakukan pemilihan dan didokumentasikan sebelum program mulai diluncurkan.
8.      Elemen Program
·         Kebugaran fisik (physical fitness)
Elemen ini fokusnya latihan aerobik, ketahanan dan kekuatan otot serta kelenturan tulang sendi. Strategi program yang dilakukan baik secara individu maupun secara kelompok dan diatur sesuai jenis kelamin dan berbagai kelompok umur. Semua program yang dilaksanakan harus diawasi oleh penasehat kebugaran baik secara langsung maupun tidak langsung dan setiap peserta harus sehat secara medis sebelum masuk. Program harus dapat mengakomodasi pekerja yang mengalami cacat fisik dan masing-masing kegiatan kebugaran dilakukan tes secara reguler untuk mangukur kemajuan yang dicapai oleh pekerja.
·         Kontrol berat badan dan gizi (nutrition and weight control)
Elemen ini memberikan petunjuk yang benar mengenai berat badan dan gizi secara personal dan memberikan pengetahuan dan informasi terbaru mengenai kontrol berat badan dan gizi sehat.
Secara khusus biasanya ditujukan pada diit faktor risiko penyakit jantung, diabetes dan kegemukan. Oleh karena itu dibutuhkan ahli gizi yang berkualitas dan berpengalaman.
·         Manajemen stress (stress management)
Fokus elemen ini adalah pemberian dukungan dan motivasi pada para pekerja dalam hal mengatasi stress dalam kehidupan kerjanya sehari-hari dan kadang-kadang termasuk dukungan pada kejadian-kejadian tertentu yang menimbulkan stress. Program yang diberikan sifatnya membantu pekerja dengan memberikan petunjuk dan nasehat serta psikoterapi.
·         Penghentian merokok (smoking cessation)
Elemen ini menerapkan berbagai teknik untuk membantu pekerja berhenti merokok. Penyusunan program didasarkan atas informasi yang didapat dari pekerja yang berhenti merokok. Yang paling banyak dilakukan di tempat kerja adalah dengan menerapkan metode yang tidak disukai (aversion) misalnya; kebijakan larangan merokok di tempat kerja.
·         Penyalahgunaan obat dan alkohol (alcohol and drug abuse)
Elemen ini sifatnya pencegahan dengan memberikan program bantuan pada para pekerja, berupa informasi untuk meningkatkan kesadaran sendiri melalui berbagai pendekatan seperti; demonstrasi, film dan bahan-bahan cetakan tertulis. Salah satu materi yang dicetak mengenai pengaruh yang ditimbulkan akibat penyalahgunaan yang tidak semestinya.
·         Pendidikan kesehatan (health education)
Elemen ini sangat populer sekali. Disini, para pekerja mempelajari masalah yang berkaitan dengan medis secara umum dan bagaimana memelihara kesehatan diri mereka beserta keluarganya. Informasi yang diberikan meliputi; bagaimana masalah tersebut dideteksi, patofisiologi dasar dan bagaimana kondisi-kondisi yang dialami dapat dicegah dan dikontrol.
Beberapa topik yang tetap paling menarik adalah kanker (dengan segala bentuknya), penyakit jantung, masalah tulang punggung dan musculoskeletal lainnya, kedokteran olah raga, diabetes, AIDS dan gangguan mental.
Materi yang disampaikan harus ditulis dalam bahasa yang dimengerti oleh pekerja. Informasi disediakan secara berkala dan menitikberatkan pada substansi/peralatan baru dan perubahan-perubahan yang terjadi dalam lingkungan kerja.
Pendidikan kesehatan pada pekerja memainkan peran penting dalam peningkatan kondisi kerja dan lingkungan kerja.
Secara substansial, upaya meningkatkan kesehatan dan keselamatan dan kesejahteraan di tempat kerja sering mengalami hambatan, hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran dari elemen yang terlibat. Untuk mengatasi ini maka peran pendidikan kesehatan bagi pekerja penting sekali karena dapat memfasilitasi baik dalam menemukan/pencarian masalah-masalah maupun implementasi pemecahannya.
·         Pelatihan P3K dan CPR (CPR and first aid training)
Elemen ini prinsipnya memberikan program pelatihan keselamatan pekerja. Beberapa para ahli kesehatan kerja mempercayai bahwa setiap pekerja harus tahu mengenai CPR dan paling sedikit mengetahui dasar-dasar pertolongan pertama, agar para pekerja paling sedikit bisa berjaga-jaga bila terjadi musibah/kecelakaan. Sebenarnya tempat kerja merupakan tempat yang baik untuk merealisasikan tujuan pelatihan ini.
Jika semua pekerja mempunyai keterampilan ini maka secara nyata keuntungan dapat diperoleh baik bagi pekerja maupun pengusaha.
Sedangkan mengenai CPR, sebagian besar tempat kerja yang mempunyai pekerja yang setiap saat mendapat serangan jantung pada saat bekerja, biasanya pekerja lain termotivasi tinggi untuk mempelajari CPR setelah terjadinya beberapa insiden seperti kasus tadi.
9.      Persyaratan pelaksanaan program
Program promosi kesehatan yang ditujukan pada masyarakat pekerja di tempat kerja perlu memenuhi persyaratan sebagai berikut;
* Lokasi yang dapat mendukung kegiatan promosi kesehatan yang dilakukan.
* Penentuan kelompok yang dengan mudah dapat mengerti lebih cepat terhadap kegiatan yang dilakukan.
* Kurangnya hambatan terhadap gaya hidup sehat.
* Para pekerja membiasakan diri untuk menerima dan mengikuti anjuran kesehatan dan keselamatan dari pekerja yang sehat.
* Tersedianya fasilitas-fasilitas untuk membentuk gaya hidup yang sehat misalnya; tempat-tempat mencuci tangan, sebuah kantin yang bersih dan sehat.
·         12 Strategi Terbaik Untuk Promosi Kesehatan di Tempat Kerja
a.       Implementasi program perubahan gaya hidup karyawan (Berhenti merokok, Program Fitness, Meningkatkan nutrisi, pengurangan stress dll).
b.      Program konsultasi dan penilaian resiko kesehatan di perusahaan
c.       Menunjukkan dukungan manajemen terhadap program promosi kesehatan khususnya membangun pernyataan misi promosi kesehatan perusahaan
d.      Membangun budaya organisasi yang fleksibel, dukungan masyarakat, responsif terhadap kebutuhan karyawan
e.       Membangun kebijakan perusahaan untuk memelihara area bebas rokok dan minuman keras dan narkoba di tempat kerja
f.       Membentuk komite kesehatan dan keselamatan kerja dan melakukan pertemuan secara reguler.
g.       Mengawasi efektivitas, biaya, keuntungan dan partisipasi dalam program promosi kesehatan
h.      Promosikan kepedulian perusahaan dengan OSHA dan pangil reghulation OSHA
i.        Tawarkan program pengobatan dan pencegahan penyakit termasuk pelayanan klinik untuk karyawan dan kelurganya
j.        Tawarkan program pelatihan kesehatan dan keselamatan kerja dengan target sebagai persyaratan untuk bkerja di swasta dan industri.
k.      membuat dan memelihara fashilitas promosi kesehatan dengan menghubungkan audit kualitas lingkungan kerja pada interval reguler dan ambil langkah untuk identifikasi alamat area yang bermasalah.
l.        Komunikasi secara reguler dengan karyawan untuk menghormasti promosi kesehatan

·         Saran-saran Untuk Pelaksanaan Program Promosi
1. Merubah perilaku individu
•mendorong tempat kerja yang lentur
•mengatur kesehatan makanan termasuk pertukaran menu
•Memberikan panduan perawatan kesehatan tubuh untuk semua karyawan
•Tentukan liburan dan bulan untuk Fitness/nutrisi
•Ambil kebersamaan dalam Kelompok Jalan-jalan untuk karyawan
2. Lingkungan Kerja fsisk
•Merubah penjualan makanan ke produk yang rendah lemak
•Tempatkan pengumunan di tangga atau tempat berjalan
•Latih karyawan dengan menampilkan tanda merah silang di tempat kerja
•Membuat dan memelihara papan buletin kesehatan
•Tampilkan tanda untuk mendorong pengangkatan yang aman, penggunaan sabuk, dan APD
•Rancang ruangan yang tenang untuk relaxsasi dan meditasi
3. Pengembangan Organisasi dan Kebijakan
•Mengatur tema aktivitas sekitar kesehatan setiap bulan
•Subsidi keanggotaan klub Fitnes/kesehatan
•Mengirim secara periodik tip-tip kesehatan via email, flyer, suratkabar, buletin dll
•Membuat kompetisi antar departemen untuk jalan santai, penurunan berat badan, jam olahraga
•Menarik keikutsertaan melalaui flyier dan atau buletin/suratkabar
•Mengatur olimpiade perusahaan untuk mendorong olahraga dan pengembangan tim
4. Kolaborasi Masyarakat
•Mengatur pembicara yang berhubungan dengan kesehatan atau group diskusi pada jam makan
•Meminta restauran sekitar untuk memasak dengan rendah lemak
•Mendanai kegiatan masayarakat dan mendorong keikutsertaan karyawan dan keluarganya
•Mengadakan lomba untuk anak karyawan membuat poster untuk promosi kesehatan
•Mendanai program sekolah/taman/rekreasi untuk kesehatan
•Dapatkan pemasok alat kesehatan untuk mendanai Lomba di perusahaan.
·         Kunci Efektifitas Pelaksaan Program di Tempat Kerja
1.Menunjukkan keterlibatan dan dukungan manajemen pada program kesehatan
2.melibatkan karyawan dalam tahapan perencanaan program
3.Tawarkan program pada waktu dan tempat yang menyenagkan bagi karyawan
4.Berikan insentif
5.Membuat tujuan program dan identifikasi kebutuhan kesehatan karyawan
6.Berikan hadiah terhadap prestasi dan keikutsertaan dalam pencapaian tujuan program
7.Meyakinkan karyawan bahawa status kesehatan mereka adalah sangat penting
8.berikan program yang bervariasi untuk mempertemukan kebutuhan karyawan
9.Membuat lingkungan tempat kerja mendukung usaha perubahan gaya hidup
10.Membantu karyawan untuk mengerti dampak dari masalah kesehatan

B.     Promosi Kesehatan di Sekolah
Anak Sekolah merupakan asset atau modal utama pembangunan di masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Sekolah selain berfungsi sebagai tempat pembelajaran juga dapat menjadi ancaman penularan penyakit jika tidak dikelola dengan baik.
Seperti halnya Kesehatan Masyarakat, Promosi Kesehatan sebagai bagian dari Kesehatan Masyarakat juga mempunyai aspek teori atau ilmu, dan praktik, aplikai atau seni. Dari aspek aplikasi, promosi Kesehatan mencakup komponen atau factor-faktor yang terkait dengan pelaksanaan Promosi Kesehatan di lapangan.
Usaha kesehatan Sekolah di Indonesia, maupun sekolah yang berwawasan kesehatan sebenarnya memilki tujuan utama  yakni membina komunitas sekolah sehingga menjadi sekolah yang sehat.
1.      Urgensi Promosi Kesehatan di Sekolah
Promosi kesehatan di sekolah adalah suatu upaya menciptakan sekolah menjadi komunitas yang mampu meningkatkan derajat kesehatannya melalui :
1. Pencipta lingkungan sekolah yang sehat;
2. Pemeliharaan dan pelayanan kesehatan di sekolah ;
3. Upaya pendidikan kesehatan yang berkesimbungan.
Sekolah menempati kedudukan strategis dalam upaya promosi kesehatan karena :
1. Sebagian besar anak usia 5 – 19 tahun terpajan dengan lembaga pendidikan dalam jangka waktu yang cukup lama;
2. Sekolah mendukung pertumbuhan dan perkembangan alamiah seorang anak, sebab disekolah seorang anak dapat mempelajari berbagai pengetahuan , termasuk kesehatan, sebagai bekal kehidupannya kelak.
Bahwa Usia siswa Sekolah menengah bertepatan dengan dimasukinya periode remaja, yang terbagi ke dalam tiga periode, yaitu :
1. Periode remaja awal ; biasanya ditandai dengan sifat-sifat negative, dalam jasmani dan mental, prestasi serta sikap social.
2. Periode remaja madya; yang ditandai tumbuhnya dorongan untuk hidup, kebutuhan akan adanya teman yang dapat memahami dan menolongnya, serta mencari sesuatu yang dianggap bernilai tinggi, pantas dijunjung dan dipuja.
3. Periode remaja akhir ; adalah periode dimana remaja dapat menentukan pendirian hidupnya, yang akan memberikan dasar baginya memasuki periode dewasa.
Pada setiap periode perkembangan anak, paling tidak ada tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Kondisi fisik, emosional, intelektual dan ketrampilan individu ;
2. Arah perkembangan, harapan dan cita-cita individu ;
3. Gangguan, ancaman dan hambatan yang terjadi. Apabila ditinjau, secara koprehensif dan teoritis, seiring dengan bertambahnya umur seorang anak, seharusnya pengetahuannya tentang kesehatan semakin baik, dimana pengetahuan yang baik diikuti oleh gaya dan motivasi untuk melindungi diri yang lebih baik.
Usaha Kesehatan Sekolah adalah bagian dari program kesehatan anak usia sekolah. Program UKS adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sector untuk meningkatkan derajat kesehatan serta membentuk perilaku hidup bersih dan sehat anak usia sekolah yang berada di sekolah umum dan sekolah yang berbasis keagamaan. Sasaran program UKS adalah anak usia sekolah berusia 6 – 19 tahun, yang selaras dengan proses tumbuh kembangnya dikelompokkan menjadi 2 sudkelompok yakni pra remaja berusia 6-9 tahun dan remaja berusia 10 – 19 tahun.
Tujuan umum program UKS adalah meningkatkan kemampuan anak sekolah berperilaku hidup bersih dan sehat, meningkatkan derajat kesehatan serta menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal. Lebih khusus program UKS bertujuan memupuk kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat dan meningkatkan derajat kesehatan anak sekolah, yang mencakup pengetahuan, sikap dan ketrampilan untuk melaksanakan prinsip perilaku hidup bersih dan sehat. Tercapainya sehat fisik, metal maupun social, memiliki dayahayat dan daya tangkai terhaddap pengaruh buruk penyalahgunaan zat.
2.      Elemen Promosi Kesehatan di Sekolah
Sekolah-sekolah yang menerapkan program promosi kesehatan merupakan suatu komunitas sekolah yang melakukan kegiatan dan memberikan prioritas pada terbentuknya lingkungan yang kondusif yang dapat menciptakan dampak terbaik bagi guru dan staf yang bekerja disekolah. Sasaran terbentuknya sekolah yang berwawasan promosi kesehatan antara lain adalah untuk mengembangkan setiap insane yang terlibat di sekolah, serta pembentukan jaringan yang baik dengan masyarakat dan keluarga yang membutuhkan, sehingga dapat menimbulkan rasa kepemilikan dari stakeholder dan rasa keterlibatan dari berbagai aspek kegiatan sekolah.
Penerapan PHBS di sekolah menengah oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah, berdasarkan kesadaran sebagai hasil pembelajaran sehingga mereka mampu mandiri dalam mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat di sekolah.
Beberapa kegiatan peserta didik dalam rangka menerapkan PHBS disekolah anatara lain :
1. Mengkonsumsi Jajan Sehat di warung/kantin sekolah.
2. Mencuci tangan dengan airbersih yang mengalir dan sabun.
3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat di sekolah.
4. Mengikuti kegiatan olah raga dan aktifitas fisik secara teratur di sekolah akan meningkatkan kebugaran peserta didik.
5. Memberantas jentik nyamuk disekolah secara rutin agar seluruh masyarakat sekolah terhindar dari berbagai penyakit yang ditularkan melalui nyamuk, seperti demam berdarah, malaria, kaki gajah dan Cikungunya.
6. Tidak merokok di sekolah, karena merokok berbahaya bagi kesehatan anatara lain dapat menyebabkan penyakit paru-paru, jantung, kanker dan merusak gigi serta menyebabkan bau mulut tidak sedap.
7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan sekali, untuk memantau tingkat pertumbuhan peserta didik.
8. Membuang sampah pada tempatnya, untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah karena sampah adalah sarang kuman penyakit.
3.      Strategi dan Program Promosi Kesehatan di Sekolah Menengah,
Kesehatan sekolah secara global dicanangkan pertama kali oleh WHO pada tahun 1995. Kegiatan ini dirancang untuk memperbaiki kesehatan siswa, warga sekolah dan orang tua siswa, melalui sekolah dengan menggunakan organisasi sekolah untuk memobilisasi dan memperkuat kegiatan promosi dan pendidikan kesehatan di tingkat local, nasional, regional dan global. Tujuan dari pencanangan ini adalah untuk meningkatkan jumlah sekolah yang melaksanakan program promosi kesehatan
WHO mencanangkan lima strategi promosi kesehatan di sekolah yang terdiri dari atas :
1. Advokasi, Kesuksesan program promosi kesehatan di sekolah sangat ditentukan oleh dukungan dari berbagai pihak. Guna mendapat dukungan tersebut, perlu ada upaya-upaya untuk menyadarkan berbagai pihak, seperti sector terkait, donor, LSM nasional dan internasional, sehingga terjadi kemitraan untuk mengembangkan program promosi kesehatan di sekolah.
2. Kerjasama, Kerjasama dengan berbagai pihak sangat bermanfaat bagi penanggungjawab program kesehatan di sekolah karena mereka dapat belajar dan berbagi pengalaman tentang cara menggunakan berbagai sumber daya yang ada, memaksimalkan investasi dalam pendidikan dan pemanfaatan sekolah untuk melakukan promosikan kesehatan.
3. Penguatan kapasitas national, Berbagai sector yang terkait harus memberikan dukungan untuk memperkuat program promosi kesehatan di sekolah. Salah satu bentuk dukungan yang rencana kegiatan,pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program promosi kesehatan di sekolah.
4. Penelitian, Penelitian merupakan salah satu komponen dari pengembangan dan penilaian program promosi kesehtan di sekolah yang akan dilakukan dan dikembangkan. Bagi sector terkait penelitian merupakan akses untuk mengembangkan program promosi kesehatan di sekolah secara national, di samping untuk melakukan evaluasi peningkatan perilaku hidup sehat siswa sekolah.
5. Kemitraan, WHO menganjurkan untuk menjalin kemitraan dengan berbagai organisasi pemerintah dan swasta untuk :
•Revitalisasi dan mendapat dukungan dari berbagai pihak untuk meningkatkan status kesehatan melalui sekolah.
•Mengembangkan penelitian dan berbagi pengalaman dari berbagai Negara maupun local tentang upaya-upaya yang telah dilakukan untuk mengembangkan promosi kesehatan di sekolah
•Mendorong mobilisasi guna meningkatkan kesehatan di sekolah.
Kelima strategi promosi keshetan digunakan untuk melengkapi keenam elemen dalam rangka mewujudkan sekolah sehat.
4.      Perencanaan Promosi Kesehatan di Sekolah
Perencanaan promosi kesehatan adalah proses diagnose penyebab masalah, penetapan prioritas masalah dan alokasi sumberdaya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu perencanaan promosi kesehatan di sekolah harus dibuat secara bersama-sama oleh pihak sekolah, masyarakat disekitar sekolah, professional kesehatan dan pihak-pihak terkait sehingga dihasilkan program promosi kesehatandi sekolah yang efektif dalam biaya dan berkesinambungan. Adapun langkah-langkah yang ahrus dilakukan dalam melakukan perencanaan promosi kesehatan di sekolah adalah sebagai berikut
•Analisis situasi,
1. Diagnosis Masalah, Green dan Kreuter (1991) telah mengembangkan suatu model pendekatan untuk membuat perencanaan dan evaluasi kesehatan yang dikenal sebagai model PRECEED – PROCEDE. PRECEDE (Predisposing, Reinforsing and Enabling Causes in Educational Diagnosis and Evaluation) digunakan pada fase diagnosis masalah kesehatan, penetapan prioritas masalah dan tujuan program. PROCEED digunakan untuk menetapkan sasaran dan criteria kebijakan serta pelaksanaan dan evaluasi.
2.Menetapkan Prioritas Masalah, Langkah-langkah yang harus ditempuh untuk menetapkan prioritas masalah kesehatan adalah :
•Menetapkan status kesehatan, Menetukan pola pelayanan kesehatan yang ada,
•Menentukan hubungan antara status kesehatan dengan pelayanan kesehatan di sekolah dan masyarakat,
•Menentukan determinan masalah kesehatan.
Setelah melakukan langkah-langkah diatas, selanjutnya dalam menentukan prioritas masalah kita harus mempertimbangkan beberapa factor, seperti : Beratnya masalah dan akibat yang ditimbulkan, Pertimbangan politis guna mendapat dukungan, Sumberdaya yang ada di sekolah maupun masyarakat.
•Pengembangan Rencana Kegiatan Promosi Kesehatan di Sekolah,
1. Menentukan tujuan, Pada dasarnya tujuan promosi kesehatan disekolah adalah untk mencapai tiga hal, yaitu : meningkatkan pengetahuan dan atau sikap sisiwa, guru, masyarakat disekitarnya, meningkatkan perilaku siswa, guru, masyarakat sekolah , serta masyarakat di sekitarnya, yang pada akhirnya akan berpenagruh terhadap peningkatan status kesehatan mereka.
2. Menentukan Sasaran Promosi Kesehatan di Sekolah, Sasaran Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan tidak selalu sama. Oleh sebab itu, kita harus menetapkan sasaran langsung (primer) dan tidak langsung ( sekunder dan teersier). Di dalam promosi kesehatan di sekolah, yang dimaksud dengan sasaran primer adlah siswa sekolah, sedangkan sasaran sekunder adalah warga sekolah ( guru, kepala sekolah dan staf sekolah lainnyainnya, dll.
3. Menentukan Metode Promosi Kesehatan di Sekolah, Dalam menggunakan metode yang akan digunakan dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada siswa harus dipertimbangkan aspek yang ingin dicapai. Jika ingin mencapai aspek pengetahuan maka dapat dilakukan dengan cara penyuluhan langsung. Media yang bisa dipergunakan seperti poster, spanduk, leaflet, dll sehingga masyarakat sekolah sering melihat dan membaca. Untuk aspek sikap perlu diberikan contoh yang konkrit sehingga dapat menggugah emosi, perasaan dan sikap siswa. Jika akan mengembangkan aspek ketrampilan tertentu, maka siswa harus diberi kesempatan untuk mencoba.
4. Menentukan Media Promosi Kesehatan di Sekolah, Teori pendidikan menyebutkan, bahwa belajar yang paling baik dan mudah adlah dengan menggunakan panca indera sebanyak mungkin, yang untuk maksud tersbut hamper semua program pendidikan kesehatan menggunakan media yang disesuaikan denngan sasaran.
5. Menyusun Rencana Evaluasi, Evaluasi bertujuan untuk mengukur keberhasilan dari apa yang telah dilakasanakan.
6. Menyusun Jadwal Pelaksanaan Kegiatan, Untuk memudahkan pelaksanaan, monitoringdan evaluasi kegiatan yang dilakukan perlu diususn jadwal pelaksanaan kegiatan, yang biasanya disajikan dalam bentuk gant chart atau matrik.
5.      Tujuan :
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya masyarakat sekolah.
2. Mencegah dan memberantas penyakit menular di kalangan masyarakat sekolah dan masyarakat umum.
3. Memperbaiki dan memulihkan kesehatan sekolah melalui usaha-usaha:
Mengikutsertakan secara aktif guru, murid, dan orang tua murid dalam usaha ;
1. Memberikan pendidikan kesehatan, mengawasi kesehatan, melakukan pertolonganpertama
2. Imunisasi.
3. Usaha-usaha pengobatan gigi dan pencegahannya.
4. Usaha perbaikan gizi anak.
5. Mengusahakan kehidupan lingkungan sekolah yang sehat.
Usaha Pokok Yakni :
a) Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat (healthful school living).
b) Pendidikan Kesehatan (Health Education).
c) Pemeliharaan dan pelayanan kesehatan di sekolah (health services in school)
Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat (healthful school living).
a) Aspek non-fisik (mental-sosial) : hub antara murid, guru, pegawai sekolah dan ortu murid)
b) Lingkungan fisik terdiri dari :
·         bangunan sekolah dan lingkungannya
·         pemeliharaan kebersihan perorangan (personal hygiene) dan lingkungan (kebersihan sekolah, WC tempat Sampah
c) keamanan umum sekolah dan lingkungannya (pagar, pintu jendela, tanda lalu lintas, P3K)
1.         A. Pendidikan Kesehatan  ( Health Education)
2.         Memberikan pengetahuan tentang prinsip dasar hidup sehat.
3.         Menimbulkan sikap dan perilaku hidup sehat.
4.         Membentuk kebiasaan hidup sehat.
Hal-hal Pokok sebagai dasar Materi :
a) Kebersihan perorangan (personal hygiene) dan kebersihan lingkungan, terutama lingkungan sekolah.
b) Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, dengan cara:
c) Penyakit-penyakit tidak menular (penyebab dan cara pencegahannya).
d) Gizi:
e) Pencegahan kecelakaan atau keamanan diri.
f)  Mengenal fasilitas kesehatan yang profesional, dan sebagainya.
Pemeliharaan Dan Pelayanan Kesehatan Di sekolah (health services and School)
1) Pemeriksaan kesehatan secara berkala, baik pemeriksaan umum atau khusus, misalnya: gigi, paru-paru, kulit,   gizi,
2) Pemeriksaan dan pengawasan kebersihan lingkungan.
3) Usaha-usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, antara lain dengan imunisasi.
4) Usaha perbaikan gizi.
5) Usaha kesehatan gigi sekolah.
6) Mengenal kelainan-kelainan yang mempengaruhi pertumbuhan jasmani, rohani, dan sosial. Misalnya,    penimbangan berat badan, dan pengukuran tinggi badan.
7) Mengirimkan murid yang memerlukan perawatan khusus atau lanjutan ke Puskesmas atau rumah sakit.
8) Pertolongan pertama pada kecelakaan dan pengobatan ringan.
6.      Kemitraan dan promosi kesehatan di sekolah
1) Guru :
a) Melaksanakan pendidikan kesehatan kepada murid-muridnya, baik melalui mata ajaran yang terstruktur dalam kurikulum, maupun dirancang khusus dalam rangka penyuluhan kesehatan, misalnya, masalah imunisasi, penyakit HIV/AIDS, narkoba, dan sebagainya.
b) Memortitor pertumbuhan dan perkembangan anak-anak didik atau murid melalui penimbangan berat badan secara berkala ataupun rutin tiap bulan.
c) Mengawasi adanya kelainan-kelainan yang mungkin terdapat pada murid, baik kelainan fisik maupun kelainan non-fisik.
2) Petugas Kesehatan
a) Memberikan bimbingan kepada guru-guru
b)  Menjalankan beberapa kegiatan pelayanan kesehatan di sekolah yang tidak dapat dilakukan oleh guru, misalnya: imunisasi, pemeriksaan kesehatan, dan sebagainya.
c) Turut serta dalam pengawasan terhadap lingkungan sekolah yang sehat
d) Memberikan pelatihan-pelatihan dan bimbingan kepada guru-guru
e) Membantu sekolah dalam mengembangkan materi kesehatan dalam kurikulum Sekolah.
f)  Menjalin kerja sama dengan sektor lain dan pihak-plhak lain dalam rangka mengembangkan upaya kesehatan sekolah.
g) Menggerakkan masyarakat di sekitar sekolah dalam rangka upaya  kesehatan sekolah.
3) Murid
a) Mempraktikkan dan membiasakan hidup sehat sesuai dengan petunjuk panduan yang diberikan oleh guru, di mana pun murid  berada, baik di dalam sekolah, di dalam keluarga, maupun di masyarakat.
b)  Menjadi penghubung antara sekolah, keluarga dan masyarakat dalam menjalankan kebiasaan-kebiasaan atau perilaku hidup sehat.
c)  Menjadi contoh perilaku sehat bagi masyarakdt, khususnya anak-anak yang tidak terjangkau oleh sekolah.
4) Orang Tua Murid
a) Ikut serta dalam perencanaan dan penyelenggaraan program promosi kesehatan di sekolah.
b) Menyesulkan diri dengan program kesehatan di sekolah dan berusaha untuk mengetahui atau mempelajari apa yang diperoleh anaknya di sekoldh, dan mendorong anaknya untuk mempraktikkan kebiasaan hidup sehat di rumah.
7.      Komponen Promosi Kesehatan di Sekolah
1. Penerapan kebijakan kesehatan (implement healthy policy): Pimpinan sekolah bersama-sama dengan guru dapat membuat kebijakan-kebijakan sekolah yang terkait dengan kesehatan.
2. Tersedianya sarana dan prasarana pencegahan dan pengobatan sederhana di sekolah (provide access preventive andcurative health services)
3. Tersedianya lingkungan yang sehat (provide a safety and healtly envtronment)
4. Adanya program penyuluhan kesehatan (provide skill based health education)Partisipasi orang tua murid dan masyarakat (improued community health through parent and community participation).

C.     Promosi Kesehatan di Rumah Sakit
Promosi Kesehatan di Rumah Sakit adalah upaya Rumah Sakit untuk dapat meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung kebijakan yang berwawasan kesehatan (Berdasarkan Petunjuk Tekhnis Promosi Kesehatan Rumah Sakit/PKRS, Keputusan Menteri Kesehatan Kesehatan Republik Indonesia No: 1426/MENKES/SK/XII/2006.
1.      Prinsip Dasar
                Promosi kesehatan bukan hanya diperlukan dalam pelayanan preventif dan promotif saja, melainkan juga diperlukan pada pelayanan kuratif dan rehabilitatif atau pelayanan rumah sakit. Memang secara konsep, promosi kesehatan di rumah sakit (RS) adalah sama dengan promosi kesehatan pada pelayanan preventif dan promotif atau yang disebut dengan pelayanan kesehatan masyarakat. Perbedaannya hanya terletak pada sasarannya saja. Sasaran promosi kesehatan masyarakat adalah kelompok orang yang sehat, sedangkan sasaran promosi kesehatan di rumah sakit utamanya adalah orang yang sakit (pasien) dan juga orang yang sehat atau keluarga pasien. Ditinjau dari tempat pelaksanaan atau tatanan (setting) promosi kesehatan seperti telah diuraikan sebelumnya, rumah sakit adalah termasuk tatanan institusi pelayanan kesehatan. Dengan demikian maka promosi kesehatan ini adalah promosi kesehatan yang dikembangkan di rumah sakit dalam rangka untuk membantu orang sakit atau pasien dan keluarganya agar mereka dapat mengatasi masalah kesehatannya, khususnya mempercepat kesembuhan dari penyakitnya. .Dari segi psikososial orang yang sedang sakit atau keluarga dari orang yang sakita dalah dalam kondisi ketidakenakan: rasa sakit, kekhawatiran, kecemasan, kebingungan, dan sebagainya. Oleh sebab itu, mereka ini sangat memerlukan bantuan bukan saja pengobatan, tetapi bantuan lain seperti informasi, nasihat, dan petunjuk-petunjuk dari para petugas rumah sakit berkaitan dengan masalah kesehatan atau penyakit yang mereka alami. Dalam mengembangkan promosi kesehatan rumah sakit, beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
a)  Promosi kesehatan di rumah sakit dikhususkan untuk individu-individu yangsedang memerlukan pengobatan dan/atau perawatan di rumah sakit. Disamping itu, promosi kesehatan di rumah sakit juga ditujukan kepada pengunjung rumah sakit, baik pasien rawat jalan, maupun keluarga pasienyang mengantar atau menemani pasien di rumah sakit. Keluarga pasien jugaperlu diperhatikan dalam promosi kesehatan di rumah sakit, karena keluarga pasien diharapkan dapat membantu atau menunjang proses penyembuhan danpemulihan keluarganya yang sakit (pasien).
b) Promosi kesehatan di rumah sakit pada prinsipnya adalah pengembanganpengertian atau pemahaman pasien dan keluarganya terhadap masalah kesehatan atau penyakit yang dideritanya. Pasien dan keluarganya harus mengetahui hal-hal yang terkait dengan penyakit yang dideritanya seperti: penyebab penyakit tersebut, cara penularan penyakit (bila penyakit menular),cara pencegahannya, proses pengobatan yang tepat dan sebagainya. Apa bila pasien atau keluarga pasien memahami penyakit yang dideritanya, diharapkanakan membantu mempercepat proses penyembuhan, dan tidak akan terserang oleh penyakit yang sama.
c) Promosi kesehatan di rumah sakit juga mempunyai prinsip pemberdayaan pasien dan keluarganya dalam kesehatan. Hal ini dimaksudkan, apabila pasien sudah sembuh dan kembali ke rumahnya, mereka mampu melakukan upaya-upaya preventif (pencegahan) dan promotif (peningkatan) kesehatannya, utamanya terkait dengan penyakit yang telah dialami.
d) Promosi kesehatan di rumah sakit pada prinsipnya adalah penerapan “proses belajar” kesehatan di rumah sakit. Artinya semua pengunjung rumah sakit, baik pasien maupun keluarga pasien memperoleh pengalaman atau “pembelajaran” dari rumah sakit, bukan saja melalui informasi atau nasihat-nasihat dari para petugas rumah sakit, tetapi juga dari apa yang dialami, didengar, dan dilihat di rumah sakit. Penampilan rumah sakit yang bersih, nyaman, aman, dan teduh, serta penampilan para petugas rumah sakit, terutama dokter dan perawat, yang bersih dan rapi, ramah, murah senyum, dan sebagainya, rumah sakit yang membelajarkan pasien atau keluarga pasien tentang kesehatan.
2.              Tujuan Promosi Kesehatan di Rumah Sakit
Sasaran promosi kesehatan di rumah sakit bukan hanya orang sakit atau pasiendan keluarga pasien saja, tetapi juga rumah sakit. Oleh sebab itu, promosikesehatan di rumah sakit mempunyai bermacam-macam tujuan sesuai dengansasaran-sasaran tersebut, yakni tujuan bagi pasien, keluarga pasien, dan tujuanbagi rumah sakit itu sendiri.
·         Bagi pasien:
a. Mengembangkan perilaku kesehatan (healthy behavior ):Promosi kesehatan di rumah sakit mempunyai tujuan untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, dan perilaku (praktik) tentangkesehatan, khususnya yang terkait dengan masalah atau penyakit yangdiderita oleh pasien yang bersangkutan. Pengetahuan atau pengertian yangperlu diberikan atau dikembangkan untuk pasien adalah pengetahuantentang penyakit yang diderita pasien, mencakup: jenis penyakit, tanda-tanda atau gejala penyakit, penyebab penyakit atau bagaimana prosesterjadinya penyakit, bagaimana cara penularan penyakit (bila penyakittersebut menular), dan bagaimana cara mencegah penyakit tersebut. Darisegi perilaku atau praktik yang harus dilakukan atau dianjurkan kepadapasien adalah tindakan yang harus dilakukan untuk terhindar ataumencegah penyakit tersebut. Apabila pengetahuan, sikap, dan perilaku inidipunyai oleh pasien, maka pengaruhnya, antara lain:
1)Mempercepat kesembuhan dan pemulihan pasien.
2)Mencegah terserangnya penyakit yang sama atau mencegahkekambuhan penyakit.
3)Mencegah terjadinya penularan penyakit kepada orang lain, terutamakeluarganya.
4)Menyebarluaskan pengalamannya tentang proses penyembuhan kepadaorang lain, sehingga orang lain dapat belajar dari pasien tersebut.
b. Mengembangkan perilaku pemanfaatan fasilitas kesehatan (health seekingbehavior
Pengetahuan, sikap, dan praktik (perilaku) pemanfaatan secara tepat olehpasien akan mempercepat proses penyembuhan. Bagi pasien yang kurangpengetahuan tentang penyakit yang diderita, kadang-kadang mencaripengobatan yang tidak tepat misalnya ke dukun atau para-normal,sehingga dapat memperpanjang proses penyembuhan. Oleh sebab itu,promosi kesehatan terhadap pasien dengan memberikan pengetahuan yangbenar tentang penyakit, terutama cara penyembuhannya maka pasien akanmencari penyembuhan dengan tepat.
·         Bagi keluarga:
Keluarga adalah merupakan lingkungan sosial yang paling dekat denganpasien. Proses penyembuhan dan terutama pemulihan terjadi bukan hanyasemata-maka karena faktor rumah sakit, tetapi juga faktor keluarga. Olehsebab itu, promosi kesehatan bagi keluarga pasien penting karena dapat:
a. Membantu mempercepat proses penyembuhan pasien:Dalam proses penyembuhan penyakit, bukan hanya faktor obat dan terapilain saja, tetapi juga faktor psikologis dari pasien. Lebih-lebih penyakittidak menular seperti jantung koroner, hipertensi, diabetes mellitus,penyakit jiwa, dan sebagainya, faktor psikososial sangat berperan. Dalammewujudkan lingkungan psikososial ini, keluarga sangat pentingperanannya. Oleh karena itu, promosi kesehatan perlu dilakukan juga bagikeluarga pasien.
b. Keluarga tidak terserang atau tertular penyakit:Dengan melakukan promosi kesehatan kepada keluarga pasien, merekaakan mengetahui dan mengenal penyakit yang diderita oleh anggotakeluarganya (pasien), cara penularan, dan cara pencegahannya. Keluargapasien tentunya akan berusaha untuk menghindar agar tidak terkenapenyakit atau tertular penyakit seperti yang diderita oleh anggota keluargayang sakit tersebut
c.  Membantu agar tidak menularkan penyakitnya ke orang lain:Keluarga pasien yang telah memperoleh pengetahuan tentang penyakit dancara-cara penularannya, maka keluarga tersebut diharapkan dapat membantu pasien atau keluarganya yang sakit untuk tidak menularkanpenyakitnya kepada orang lain, terutama kepada tetangga atau temandekatnya.3.
·         Bagi Rumah Sakit:
Banyak orang berpendapat bahwa promosi kesehatan di rumah sakit dapatmerugikan rumah sakit itu sendiri. Alasan mereka, karena promosi kesehatandi rumah sakit merepotkan, menambah tenaga, waktu, dan biaya. Di sampingitu apabila pasien cepat sembuh karena promosi kesehatan maka pendapatanrumah sakit akan menurun. Memang ini logika yang mungkin benar, tetapiterlalu sederhana. Pengalaman-pengalaman dari rumah sakit yang telahmelaksanakan promosi kesehatan (dulu penyuluhan kesehatan) justrumembuktikan bahwa promosi kesehatan di rumah sakit ini mempunyaikeuntungan bagi rumah sakit itu sendiri antara lain:
a. Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit:Dengan meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan,khususnya rumah sakit, maka pasien mengunjungi rumah sakit tidak sekedar untuk memperoleh perawatan atau pengobatan saja, tetapi jugaingin pelayanan yang berkualitas, yang nyaman dan yang ramah. Pasieningin pelayanan yang holistik bukan hanya pelayanan fisik, tetapi jugapelayanan psikososial. Promosi kesehatan pada prinsipnya adalah salahsatu bentuk pelayanan psikososial. Oleh sebab itu, penerapan promosikesehatan di rumah sakit adalah merupakan upaya meningkatkan muturumah sakit.
b. Meningkatkan citra rumah sakit:Penerapan promosi kesehatan di rumah sakit diwujudkan dalammemberikan informasi-informasi tentang berbagai masalah kesehatan ataupenyakit dan masing-masing dengan jenis pelayanannya. Di masing-masing titik pelayanan rumah sakit disediakan atau diinformasikan tentanghal-hal yang berkaitan dengan proses penyembuhan pasien. Di tempatloket pendaftaran, di ruang tunggu, di tempat pemeriksaan, di tempatpengambilan obat, di ruang perawatan, dan sebagainya, selalu dilakukan penjelasan atau pemberian informasi terkait dengan apa yang harusdiketahui dan dilakukan oleh pasien. Oleh sebab itu, promosi kesehatan inidapat memberikan kesan kepada pasien dan keluarga pasien bahwa rumahsakit tersebut pelayanannya baik.
c. Meningkatkan angka hunian rumah sakit (BOR)Dari pengalaman rumah sakit yang telah melaksanakan promosi kesehatan,menyatakan bahwa kesembuhan pasien menjadi lebih pendek darisebelumnya. Hal ini berarti bahwa promosi kesehatan dapatmemperpendek hari rawat pasien, yang akhirnya meningkatkan “turnover ”. Dengan menurunnya hari rawat pasien ini dapat membawa dampak bahwa rumah sakit yang bersangkutan baik, karena pasien yangdirawatnya cepat sembuh, yang berarti meningkatkan pamor rumah sakittersebut. Selanjutnya akan berakibat meningkatkan angka hunian rumahsakit tersebut (Board Occupancy Rate), sebagai salah satu indikatorpelayanan rumah sakit yang baik.
3.      Sasaran Promosi Kesehatan di Rumah Sakit
Sasaran promosi kesehatan rumah sakit adalah masyarakat rumah sakit, yangdikelompokkan menjadi kelompok orang sakit (pasien), kelompok orang yangsehat (keluarga pasien dan pengunjung rumah sakit), dan petugas rumah sakit.Secara rinci sasaran promosi kesehatan di rumah sakit ini diuraikan sebagaiberikut :
1. Penderita (pasien) pada berbagai tingkatan penyakit:pasien yang datang ke rumah sakit sangat bervariasi, baik dilihat dari latar belakang sosioekonominya, maupun dilihat dari tingkat keparahan penyakitdan jenis pelayanan yang diperlukan. Dari sudut tingkat penyakitnya,dibedakan menjadi pasien dengan penyakit akut, dan pasien dengan penyakitkronis. Dari jenis pelayanan yang diperlukan, dibedakan dengan adanya pasienrawat jalan yang tidak memerlukan rawat inap, dan pasien rawat inap denganindikasi memerlukan perawatan inap. Promosi kesehatan dengan berbagai jenis sasaran pasien ini dengan sendirinya dijadikan dasar untuk menentukanmotode dan strategi promosi dan penyuluhannya.
2. Kelompok atau individu yang sehat:Pengunjung rumah sakit yang sehat antara lain keluarga pasien yangmengantarkan atau menemani pasien, baik pasien rawat jalan maupun rawatinap. Di samping itu, para tamu rumah sakit lain yang tidak ada kaitannyalangsung dengan pasien juga merupakan kelompok sasaran yang sehat bagipromosi kesehatan di rumah sakit. Teknik dan metode promosi kesehatanuntuk kelompok sasaran ini tentu berbeda dengan promosi kesehatan bagiorang sakit atau pasien. Kelompok sasaran orang sehat di rumah sakit inipenting untuk dijadikan sasaran promosi kesehatan, karena mereka ini akandapat menunjang proses penyembuhan pasien baik pada waktu masih dalamperawatan di rumah sakit, maupun bila sudah pulang ke rumah.
3. Petugas rumah sakitPetugas rumah sakit secara fungsional dapat dibedakan menjadi: petugasmedis, para medis, dan non-medis. Sedangkan secara structural dapatdibedakan menjadi: pimpinan, tenaga administrasi, dan tenaga teknis. Apapunfungsi dan strukturnya, semua petugas rumah sakit mempunyai kewajibanuntuk melakukan promosi atau penyuluhan kesehatan untuk pengunjungrumah sakit, baik pasien maupun keluarganya, di samping tugas pokok mereka. Oleh sebab itu, sebelum mereka melakukan promosi dan penyuluhankepada pasien dan keluarga pasien, mereka harus dibekali kemampuanpromosi dan penyuluhan kesehatan. Agar mereka mempunyai kemampuantersebut, maka harus diberikan pelatihan tentang promosi dan pendidikankesehatan.
4.      Tempat Dan Kesempatan Promosi Kesehatan di Rumah Sakit
Pada waktu pasien akan menjalani perawatan di rumah sakit atau pasien yangakan berobat jalan di rumah sakit, sudah tentu pasien akan melewati serangkaian prosedur yang telah ditentukan oleh rumah sakit tersebut. Misalnya, untuk pasien rawat jalan prosedur yang dilalui sekurang-kurangnya adalah:
            a. Pendaftaran
            b. Masuk ke ruang tunggu
            c. Masuk ke ruang pemeriksaan
            d. Ke apotek atau tempat pengambilan obat
            e.Pembayaran di kasir, dan seterusnya.
Di tempat-tempat atau bagian-bagian tersebut idealnya merupakan tempat-tempat untuk dilaksanakan promosi atau penyuluhan kesehatan, terkait denganpelayanan yang diberikan. Namun demikian tidak semua titik pelayanan tersebutefektif untuk dilakukan promosi kesehatan. Tempat-tempat atau bagian-bagianpelayanan rumah sakit yang potensial dilakukan promosi kesehatan, antara lain sebagai berikut:
1. Di ruang tungguDi ruang tunggu adalah tempat yang baik untuk melakukan promosi danpenyuluhan kesehatan. Karena pada umumnya, di ruang itulah pasien ataupara pengantar berkumpul dalam waktu yang ralatif lama untuk menunggugiliran pemeriksaan atau memperoleh obat. Di ruang ini dapat dilakukanpenyuluhan kesehatan langsung atau ceramah kesehatan, ataupun penyuluhankesehatan tidak langsung misalnya menggunakan rekaman radio kaset atauvideo kaset. Pasien atau para pengantar pasien umumnya merasa jenuh padasaat menunggu giliran, sehingga waktu tersebut sangat baik bila digunakanuntuk memberikan informasi-informasi atau pesan-pesan kesehatan agarmencegah kegelisahan dan kejenuhan pasien atau keluarga pasien.Di samping itu, di ruang tunggu juga disediakan leaflet-leaflet atau selebaran-selebaran yang dapat dibaca oleh pasien atau keluarga pasien. Leaflet atauselebaran berisikan pesan-pesan atau informasi-informasi terkait denganpenyakit-penyakit tertentu. Demikian pula dinding-dinding ruang tunggu perluditempel poster-poster yang berisikan pesan-pesan kesehatan
2. Di kamar periksaDi kamar periksa dokter, dokter gigi atau bidan, merupakan tempat dankesempatan yang baik memberikan pesan-pesan kesehatan, khususnya yangterkait dengan masalah kesehatan ataupun penyakit pasien. Sambil memeriksapasien atau setelah selesai memeriksa pasien, petugas kesehatan atau dokterdapat menjelaskan tentang penyakit yang diderita pasien, penyebabnya,perjalanan penyakitnya, cara penularannya, cara pencegahannya, danpengobatan yang diberikan. Pasien dalam kondisi sakit dan ingin segerasembuh dari penyakitnya, apabila diberikan pesan-pesan, informasi-informasi,atau anjuran-anjuran yang berkaitan dengan penyakitnya, akan lebih mudahmematuhi atau menjalankannya dibanding mereka yang dalam keadaan sehat.Untuk menunjang promosi dan penyuluhan kesehatan pada kesempatan-kesempatan tersebut, seyogyanya ruang periksa dilengkapi dengan alat-alatperaga atau gambar-gambar terkait dengan penyakit tertentu. Misalnya:kerangka manusia, pantom, gambar-gambar anatomi tubuh, gambar jenis-jenismakanan bergizi, skema perjalanan suatu penyakit, dan sebagainya.
3. Di ruang perawatanDi ruang perawatan peran perawat sangat penting karena di tempat ini,perawat mempunyai waktu yang relatif banyak untuk berkomunikasi denganpasien, dibanding dengan petugas yang lain. Perawat di ruang rawatberkewajiban untuk memberikan obat, melayani kebutuhan pasien yang lainseperti makan, minum, membantu ke kamar mandi, dan sebagainya. Padakesempatan-kesempatan itulah, perawat dapat menyampaikan pesan-pesan danatau anjuran-anjuran yang harus dipatuhi oleh pasien dalam rangkapenyembuhannya.Seorang perawat pada waktu mengambil sampel darah, pada waktu mengukurtekanan darah pasien, dan sebagainya, dapat sekaligus memberikanpenyuluhan kesehatan terkait dengan yang dihadapi oleh pasien tersebut
5.      Materi Promosi Kesehatan di Rumah Sakit
Materi atau isi promosi kesehatan di rumah sakit adalah mencakup pesan-pesandan informasi-informasi kesehatan yang disampaikan kepada pasien atau keluargapasien. Materi promosi kesehatan di rumah sakit ini dapat dikelompokkanmenjadi 3 yakni:
1. Pesan kesehatan yang terkait dengan pemeliharaan dan peningkatankesehatan:Pesan-pesan kesehatan yang terkait dengan pemeliharaan dan peningkatankesehatan ini mencakup perilaku hidup sehat (healthy behavior ), antara lain:
a.Makan dengan menu atau susunan makanan dengan gizi seimbang.
b.Aktivitas fisik secara rutin, termasuk olahraga dan kegiatan-kegiatanlainnya seperti tugas dan pekerjaan sehari-hari yang mengeluarkan tenaga.
c.Tidak merokok atau minum minuman keras seperti alkohol.
d.Mengelola dan mengendalikan stres untuk memelihara kesehatan.
e.Istirahat cukup karena istirahat dapat mengendorkan ketegangan-ketegangan yang dialami oleh seseorang.
2. Pesan-pesan kesehatan yang terkait dengan pencegahan serangan penyakit:Pasien yang sudah sembuh dari penyakit, bias saja terserang penyakit yangsama (kambuh). Di samping itu, apabila penyakit itu menular makakemungkinan penyakit itu tertularkan kepada orang lain. Oleh sebab itu pesan-pesan tentang pencegahan berbagai macam penyakit perlu dikemas dalammedia leaflet atau poster. Pesan-pesan tersebut sekurang-kurangnyamencakup  :
a.Gejala atau tanda-tanda penyakit.
b.Penyebab penyakit.
c.Cara penularan penyakit.
d.Cara pencegahan penyakit.
3.Pesan-pesan kesehatan yang terkait dengan proses penyembuhan danpemulihan:Pasien yang datang ke rumah sakit, baik untuk rawat jalan atau rawat inap,tujuan akhirnya adalah agar sembuh dari sakit dan pulih kesehatannya
Masing-masing penyakit mempunyai proses penyembuhan yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, informasi atau pesan-pesan kesehatan yang terkaitdengan proses penyembuhan dan pemulihan itu adalah merupakan isi promosikesehatan di rumah sakit.
6.      Bentuk Metode Promosi Kesehatan di Rumah Sakit
Istilah atau nama “rumah sakit” di Indonesia memang tidak menguntungkan dari segi promosi kesehatan. Karena rumah sakit yang merupakan terjemahan daribahasa Belanda memberikan kesan yang tidak menyenangkan, menyeramkan,sakit, tidak enak, dan tidak nyaman. Di negara-negara maju, rumah sakit disebut Hospital atau keramahtamahan, sehingga bertentangan dengan kesan rumah sakitseperti disebutkan di atas. Oleh sebab itu promosi kesehatan rumah sakitseyogyanya menciptakan kesan rumah sakit tersebut menjadi tempat yangmenyenangkan, tempat untuk beramah tamah, dan sebagainya. Untuk mengubahkesan tersebut seyogyanya bentuk atau pola promosi kesehatan dapatdiklasifikasikan menjadi:
1.Pemberian contoh: Tahap pertama yang diperlukan untuk mengubah kesan rumah sakit yangmenyeramkan tersebut adalah dengan menampilkan bangunan fisik danfasilitas rumah sakit itu antara lain sebagai berikut:
a.Bangunan dan lingkungan rumah sakit yang bersih dan rapi. Cat bangunanrumah sakit tidak harus putih seperti biasanya atau pada umumnya.Ruangan atau kamar perawatan dapat menggunakan cat yang warna-warni.Dari hasil penelitian mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat UI,membuktikan bahwa pasien yang dirawat di ruangan yang dicat berwarna,lebih cepat sembuh dibandingkan pasien yang dirawat di ruangan yanghanya bercat putih.
b.Kamar mandi dan WC harus bersih dan tidak menimbulkan bau tidak enak, tetapi justru berbau wangi. Air bersih seharusnya mengalir denganlancar dan cukup sebagai sarana untuk kebersihan kamar mandi dan WC.
c.Tersedianya tempat sampah dimana-mana, baik di luar ruangan maupun didalam ruangan, rumah sakit yang kurang menyediakan tempat sampahyang cukup, berarti tidak menjadikan rumah sakit itu kondusif untuk berperilaku bersih bagi pasien dan pengunjung lainnya.
d.Tersedianya taman hidup atau kebun di sekitar rumah sakit. Taman yangindah atau kebun bunga di rumah sakit dapat menghilangkan kesan yangkering, sakit, yang kurang ramah, dan formal seperti perkantoran. Tamandi rumah sakit akan menimbulkan kesan yang sejuk, sehat, senyum, danramah.
e.Petugas atau karyawan rumah sakit sangat penting untuk menimbulkankesan kesehatan, kebersihan, dan kesan keramahtamahan. Oleh sebab itu,kebersihan dan cara berpakaian petugas rumah sakit, terutama dokter danperawat yang secara langsung berkontak dengan pasien adalah perlu dijagadan dipertahankan supaya tetap bersih dan rapi.
2. Penggunaan media: Media promosi atau penyuluhan kesehatan di rumah sakit merupakan alatbantu dalam menyampaikan pesan-pesan kesehatan kepada para pasien danpengunjung rumah sakit lainnya. Media promosi yang layak digunakan dirumah sakit diantaranya dalam bentuk cetakan: leaflet, flyer, selebaran, poster,dan spanduk, serta dalam bentuk media elektronik, yakni radio kaset dan videokaset. Leaflet dan selebaran didistribusikan atau disediakan di ruang-ruangtunggu, atau di lobi rumah sakit, agar mudah dijangkau oleh para pengunjungrumah sakit.Media elektronik, baik radio kaset maupun video kaset yang berisi pesankesehatan bagi pasien dan keluarga pasien dapat digunakan di ruang-ruangtunggu atau ruang rawat inap. Khusus media elektronik yang digunakan diruang-ruang rawat antara lain penggunaan sound system yang dikendalikandari ruang tertentu dapat menyampaikan pesan-pesan dalam rangka prosespenyembuhan pasien di ruang rawat. Di samping itu, melalui media elektronik ini juga dapat digunakan untuk program musik, dan siraman rohani untuk menghibur dan memperkuat iman para penderita atau pasien
3.Promosi dan penyuluhan langsung: Penyuluhan langsung dapat dilakukan secara terstruktur atau terprogram,tetapi juga dapat dilakukan secara tidak terstruktur atau terprogram.Penyuluhan langsung secara terprogram harus direncanakan secara baik, danditangani oleh petugas yang khusus mempunyai kemampuan bidang promosikesehatan, khususnya media. Bentuk program promosi langsung tidak terprogram dapat dilakukan oleh para petugas medis dan paramedis yanglangsung berhadapan dengan pasien.Berdasarkan sasaran promosi kesehatan, bentuk promosi kesehatan dapat dilaksanakan  pada:
a.IndividualPenyuluhan atau promosi kesehatan secara individual dilakukan dalambentuk konseling. Konseling dilakukan oleh dokter, perawat, atau petugasgizi terhadap pasien atau keluarga pasien yang mempunyai masalahkesehatan khusus, atau penyakit yang dideritanya
b.Kelompok Promosi atau penyuluhan langsung dengan sasaran kelompok dilakukan diruang tunggu bagi penyakit-penyakit sejenis, misalnya ruang tunggupenyakit dalam, ruang tunggu penyakit THT, ruang tunggu bagian anak,dan sebagainya. Penyuluhan langsung kelompok juga dapat dilaksanakandengan mengumpulkan pasien dengan kasus sejenis di ruangan tertentu.Metode penyuluhan kelompok, seperti ceramah, diskusi kelompok,simulasi, dan bermain peran (role play) tepat digunakan dalam promosikesehatan ini.
c.MassaBagi seluruh pengunjung rumah sakit, baik pasien maupun keluarga pasiendan tamu rumah sakit, adalah sasaran promosi kesehatan dalam bentuk ini.Promosi kesehatan dengan sasaran semacam ini perlu penyesuaian bentuk promosi kesehatannya adalah dengan menggunakan metode penyuluhanmassa, seperti penggunaan poster dan spanduk.
Seperti halnya promosi kesehatan di tatanan-tatanan lainnya, padaumumnya promosi kesehatan dengan menggunakan metode langsung dan metodetidak langsung.
a.Secara langsung: Metode penyuluhan langsung digunakan pada waktu penyuluhanlangsung, yakni apabila antara sasaran (pasien dan keluarga pasien)bertatap muka dengan petugas kesehatan sebagai promoter kesehatan.Oleh sebab itu, metode yang digunakan adalah ceramah, diskusikelompok, simulasi, dan bermain peran.
b.Secara tidak langsung: Promosi atau penyuluhan secara tidak langsung berarti menggunakanmedia, dan antara petugas promosi kesehatan tidak dapat bertatap mukadengan pasien atau keluarga pasien sebagai clients. Oleh sebab itu, makametode promosi secara tidak langsung ini selalu menggunakan media ataualat bantu pendidikan atau promosi, misalnya: leaflet, booklet, selebaran,poster, radio kaset, video kaset, dan sebagainya.







BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
            Promosi kesehatan merupakan pilar utama Kesehatan Masyarakat. Hal ini dapat dipahami karena semua bidang atau program kesehatan mempunyai aspek perilaku. Penyakit menular mapun tidak menular terjadi, bukan hanya karena adanya egent atau penyebab penyakit saja, melainkan juga karena perilaku manusia. Demikian juga masalah kesehatan yang lain seperti kesehatan lingkungan, kesehatan reproduksi, gizi, imunisasi, kecelakaan dsbnya.
Promosi kesehatan di tempat kerja, di sekolah dan di RS Sakit,  diselenggarakan berdasarkan suatu kerangka konsep (framework), yang dibangun melalui beberapa kunci seperti ; pendekatan (approach), strategi (strategies), area prioritas (priority areas), faktor yang mempengaruhi (influence factors), dan lain-lain.












DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo, S., dkk. 2005.Promosi Kesehatan : Teori dan Aplikasinya. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "MAKALAH PROMKES PENCEGAHAN PENYAKIT"

Post a Comment