MAKALAH PROMKES PENCEGAHAN PENYAKIT
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Promosi kesehatan adalah ilmu
pengetahuan dan seni membantu orang untuk merubah gaya hidup menuju kesehatan
optimal. Kesehatan optimal adalah keseimbangan ksehatan fisik, emosi, social,
spiritual dan intelektual.
Setiap pekerja berhak atas
derajat kesehatan yang optimal sebagai modal yang azasi untuk dapat menjalankan
aktivitas yang produktif. Pekerja baik di sektor swasta maupun pemerintah,
perusahaan formal maupun informal, selain proporsinya lebih dari 70 % dari seluruh
populasi, pada hakekatnya merupakan jantungnya organisasi dan motornya
produktivitas.
Di
tempat kerja kemungkinan terdapat tiga sumber utama bahaya potensial kesehatan
kerja yaitu ; 1) lingkungan kerja, 2) pekerjaan, serta 3) manajemen yang belum
terlatih tentang kesehatan dan keselamatan kerja. Apabila kondisi bahaya
potensial dari ketiga sumber utama tersebut dapat diminimalkan, apalagi
dieliminasikan; maka pekerja dapat lebih leluasa mewujudkan tanggung jawabnya
masing-masing untuk melakukan perawatan diri menuju tingkat kesehatan dan
pemeliharaan kesehatan yang setinggi-tingginya.
Fokus program promosi kesehatan
kerja di tempat kerja, bermanfaat selain untuk meningkatkan derajat kesehatan
dan kebugaran atau kapasitas kerja, juga dapat mencegah penyakit degeneratif
kronik seperti misalnya penyakit jantung koroner, stroke, kanker, penyakit paru
obstruksi kronik dan lain-lain. Bahkan penyakit degeneratif kronik itu,kini
telah menjadi penyebab kematian nomor satu pekerja usia prima melebihi kematian
yang disebabkan oleh kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja maupun penyakit
menular (WHO, 1996).
Oleh karena itu pelayanan
kesehatan kerja tidak cukup hanya melindungi kesehatan pekerja dari pengaruh
buruk yang ditimbulkan oleh pemajanan dengan hazard kesehatan yang berasal dari
lingkungan kerja dan pekerjaan. Akan tetapi kesehatan kerja masa kini harus
memprioritaskan program promosi kesehatan pekerja di tempat kerja yang
merupakan bagian dari pelayanan kesehatan kerja yang melaksanakan upaya
perbaikan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial pekerja serta dalam rangka
pencegahan penyakit yang jelas tinggi prevalensinya diantara pekerja, selain
mendukung sumber daya manusia dalam mencapai kinerja, jenjang karir dan
produktivitas organisasi atau tempat kerja yang setinggi-tingginya.
Sebagai sumber daya terpenting
dalam organisasi, wajar apabila pekerja dijamin aksesnya untuk berpartisipasi
dalam program kesehatan kerja yang memfasilitasikan pencapaian derajat
kesehatan dan kapasitas kerja yang setinggi-tingginya, sambil juga melindungi
pekerja dari kemungkinan pengaruh yang merugikan kesehatan karena pemajanan
oleh bahaya potensial terhadap kesehatan di tempat kerja.
Adanya Termininologi Promosi
kesehatan yang digunakan dewasa ini merupakan bentuk perkembangan dari
Pendidikan Kesehatan yang telah digunakan berpuluh puluh tahun yang lalu.
Secara umum pendidikan kesehatan adalah suatu upaya untuk mempengaruh
masyarakat, baik individu mapun kelompok agar mereka berperilaku hidup bersih
dan sehat.
Sehat adalah hak asasi manusia
dan merupakan investasi pembangunan sehingga perlu dipelihara, dilindungi dan
ditingkatkan kualitasnya melalui berbagai upaya yang dilakukan oleh semua
pihak. Undang-undang No 36 Tahun 2009 menyebutkan bahwa penyelenggaraan
kesehatan sekolah bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat,
meningkatkan lingkungan sehat, dan mendidik sumber daya manusia berkualitas.
Kualitas sumber daya manusia antara lain ditentukan oleh dua faktor yang satu
sama lain saling berhubungan dan saling bergantung, yaitu pendidikan dan
kesehatan. Kesehatan merupakan syarat utama agar upaya pendidikan berhasil,
sebaliknya pendidikan yang diperoleh akan sangat mendukung tercapainya
peningkatan status kesehatan seseorang.
Promosi kesehatan bukan hanya
diperlukan dalam pelayanan preventif dan promotif saja, melainkan juga
diperlukan pada pelayanan kuratif dan rehabilitatif atau pelayanan rumah sakit.
Memang secara konsep, promosi kesehatan di rumahsakit (RS) adalah sama dengan
promosi kesehatan pada pelayanan preventif danpromotif atau yang disebut dengan
pelayanan kesehatan masyarakat. Perbedaannya hanya terletak pada sasarannya
saja. Sasaran promosi kesehatanmasyarakat adalah kelompok orang yang sehat,
sedangkan sasaran promosikesehatan di rumah sakit utamanya adalah orang yang
sakit (pasien) dan jugaorang yang sehat atau keluarga pasien.Ditinjau dari
tempat pelaksanaan atau tatanan (setting) promosi kesehatanseperti telah
diuraikan sebelumnya, rumah sakit adalah termasuk tatanan institusipelayanan
kesehatan. Dengan demikian maka promosi kesehatan ini adalahpromosi kesehatan
yang dikembangkan di rumah sakit dalam rangka untuk membantu orang sakit atau
pasien dan keluarganya agar mereka dapat mengatasimasalah kesehatannya,
khususnya mempercepat kesembuhan dari penyakitnya.Dari segi psikososial orang
yang sedang sakit atau keluarga dari orang yang sakitadalah dalam kondisi
ketidakenakan: rasa sakit, kekhawatiran, kecemasan,kebingungan, dan sebagainya.
Oleh sebab itu, mereka ini sangat memerlukan bantuan bukan saja pengobatan,
tetapi bantuan lain seperti informasi, nasihat, danpetunjuk-petunjuk dari para
petugas rumah sakit berkaitan dengan masalah kesehatan atau penyakit yang
mereka alami. Maka dalam makalah ini, penulis memiliki tujuan tertentu sesuai
dengan latar belakangnya yaitu bagaimana melalukan promkes di tempat kerja, promkes
di sekolah, dan promkes di Rumah Sakit.
B.
Permasalahan
1.
Bagaimana
pelaksanaan promkes di tempat kerja !
2.
Bagaimana
pelaksanaan promkes di sekolah !
3.
dan
bagaimana dengan pelaksanaan promkes di Rumah Sakit !
C. Tujuan
Penulisan
Agar dapat digunakan
mahasiswa untuk menambah wawasan dan pemahamannya dalam melaksanakan promkes di
tempat kerja, sekolah, dan di Rumah Sakit.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Promosi
Kesehatan di Tempat Kerja
1.
Defenisi
Promosi kesehatan di tempat kerja
merupakan komponen kegiatan pelayanan pemeliharaan/ perlindungan kesehatan
pekerja dari suatu pelayanan kesehatan kerja. Sayang sekali, dalam beberapa hal
promosi kesehatan di tempat kerja dikembangkan sebagai kegiatan yang terpisah
dari pelayanan kesehatan kerja. Hal ini selain membuang sumber daya, juga tidak
efektif dalam kemajuan program promosi kesehatan di tempat kerja. Sehat berarti
tidak hanya ketiadaan suatu penyakit tapi optimalnya kondisi fisik, mental dan
kesejahteraan sosial. Promosi kesehatan kerja didefinisikan sebagai proses yang
memungkinkan pekerja untuk meningkatkan kontrol terhadap kesehatannya. Jika
dilihat dalam konteks yang lebih luas, promosi kesehatan di tempat kerja adalah
rangkaian kesatuan kegiatan yang mencakup manajemen dan pencegahan penyakit
baik penyakit umum maupun penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan serta
peningkatan kesehatan pekerja secara optimal.
Jadi dapat disimpulkan bahwa promosi
kesehatan di tempat kerja (health promotion at the workplace) adalah program
kegiatan yang direncanakan dan ditujukan pada peningkatan kesehatan para
pekerja beserta anggota keluarga yang ditanggungnya dalam konteks tempat kerja.
Promosi kesehatan di tempat kerja
diselenggarakan berdasarkan suatu kerangka konsep (framework), yang dibangun
melalui beberapa kunci seperti ; pendekatan (approach), strategi (strategies),
area prioritas (priority areas), faktor yang mempengaruhi (influence factors),
dan lain-lain.
2.
Tujuan
Tujuan promosi kesehatan di tempat
kerja adalah untuk mempengaruhi sikap masing-masing pekerja mengenai
kesehatannya secara individu, sehingga dari hari ke hari mereka akan menentukan
keputusan atas pilihannya secara personal, menuju gaya hidup yang sehat dan
lebih positif.
Tujuan khusus secara jelas harus dinyatakan dan disampaikan
pada semua pekerja yang berpartisipasi dalam program. Yang termasuk tujuan
khusus adalah sbb;
1. Mempengaruhi pekerja untuk menerima dan memelihara gaya hidup yang sehat dan positif.
2.Mempengaruhi pekerja untuk menerima dan memelihara kebiasaan makan makanan dengan kandungan gizi yang optimal. Mempengaruhi pekerja untuk berhenti merokok.
3. Mempengaruhi pekerja untuk mengurangi/menurunkan/menghilangkan penyalahgu- naan obat dan alkohol.
4. Membantu pekerja untuk terbiasa mengatasi stress yang dialami dalam kehidupannya.
5. Mengajarkan pekerja mengenai kemampuan P3K dan CPR.
6. Mengajarkan pekerja mengenai penyakit umum dan penyakit yang berhubungan dengan pekerjaannya serta bagaimana mencegah serta meminimalisasi akibatnya.
7. Mengadakan penilaian menyeluruh secara medis.
1. Mempengaruhi pekerja untuk menerima dan memelihara gaya hidup yang sehat dan positif.
2.Mempengaruhi pekerja untuk menerima dan memelihara kebiasaan makan makanan dengan kandungan gizi yang optimal. Mempengaruhi pekerja untuk berhenti merokok.
3. Mempengaruhi pekerja untuk mengurangi/menurunkan/menghilangkan penyalahgu- naan obat dan alkohol.
4. Membantu pekerja untuk terbiasa mengatasi stress yang dialami dalam kehidupannya.
5. Mengajarkan pekerja mengenai kemampuan P3K dan CPR.
6. Mengajarkan pekerja mengenai penyakit umum dan penyakit yang berhubungan dengan pekerjaannya serta bagaimana mencegah serta meminimalisasi akibatnya.
7. Mengadakan penilaian menyeluruh secara medis.
3.
Manfaat Promosi Kesehatan di Tempat Kerja
1.
Bagi
pihak manajemen tempat kerja
2.
Meningkatnya
dukungan terhadap program kesehatan dan keselamatan pekerja di tempat kerja
3.
Citra
positif (tempat kerja yang maju & peduli kesehatan)
4.
Meningkatnya
moral staf
5.
Menurunnya
angka kemangkiran karena sakit
6.
Meningkatnya produktivitas
7.
Menurunnya
biaya kesehatan
8.
Bagi
pekerja
9.
Meningkatnya
percaya diri
10.
Menurunnya
stress
11.
Meningkatnya
semangat kerja
12.
Meningkatnya
kemampuan mengenali dan mencegah penyakit
13.
Meningkatnya
kesehatan individu, keluarga dan masyarakat sekitar.
4.
Pendekatan
Program
Tahun-tahun
belakangan ini menunjukkan bahwa meningkatnya sejumlah pengusaha dalam mengimplementasikan
kegiatan promosi kesehatan di tempat kerja bagi pekerjanya. Program yang
diperkenalkan ini merupakan kegiatan pelayanan kesehatan kerja yang sifatnya
sukarela, akan tetapi terbukti bermanfaat bagi pekerja dan merupakan kegiatan
yang cukup populer dan dilakukan secara bertahap sesuai ketersediaan fasilitas
di tempat kerja.
Secara
langsung, program ini dijalankan oleh pengusaha, dan hasilnya cukup berhasil
dengan adanya dukungan dari assosiasi pekerja.
Manajemen
program yang ditawarkan harus terspesialisasi dan professional serta diawali
dengan kegiatan yang mudah diterapkan oleh pekerja.
Secara
khusus, program promosi kesehatan di tempat kerja diterapkan melalui 3 (tiga)
pendekatan yakni; pendidikan kesehatan (health education), kedokteran
pencegahan (preventive medicine) dan kebugaran fisik (physicall fitness).
·
Komponen pendidikan kesehatan
Komponen
ini sifatnya mengajarkan pekerja mengenai hal-hal yang essensial gaya hidup
sehat, seperti; kebiasaan-kebiasaan yang sehat, gizi sehat dan efek merokok
terhadap kesehatan, penyalahgunaan obat dan alkohol. Diluar aspek pendidikan
kesehatan yang sifatnya informatif, fokus lainnya mengenai prinsip-prinsip
psikologi. Hal ini akan mendorong pekerja untuk bertindak sehat dan menghindari
risiko yang membahayakan kesehatannya.
Komponen
pendidikan kesehatan dalam program promosi kesehatan di tempat kerja harus
dirancang dengan memperhatikan karakteristik para pekerja (umur, jenis kelamin,
golongan, pendidikan, status kesehatan, bahasa dll). Masalah-masalah kesehatan
yang penting harus diketahui oleh pekerja dan dilakukan perubahan dalam
kerangka sehat dan efektif.
·
Komponen kedokteran pencegahan
Menurut
jenisnya komponen ini terbatas pada screening penyakit umum dan faktor risiko
serta kegiatan intervensi, perlu diingat komponen ini tidak dimaksudkan untuk
mengganti pelayanan kesehatan personal. Fokus komponen ini biasanya ditujukan
juga pada upaya pengurangan kadar kolesterol dan pelatihan kebugaran jantung.
Pengurangan
faktor risiko masalah-masalah kesehatan relatif lebih mudah dilakukan dalam
satu kesatuan program promosi kesehatan di tempat kerja. Masing-masing program
yang dijalankan perlu adanya umpan balik, semangat kebersamaan dalam bekerja
dan adanya sarana pendukung, sehingga pencapaian tujuan lebih mudah jika
dibandingkan secara personal.
·
Komponen kebugaran fisik
Dari
berbagai alasan dan pandangan komponen ini merupakan bagian yang paling penting
dari kebanyakan program promosi kesehatan yang diterapkan. Keikutsertaan dalam
kegiatan kebugaran dan olah raga yang dijadwalkan secara teratur dalam rangka
pengkondisian semangat dan rasa kebersamaan dalam kelompok.
Program
kebugaran di tempat kerja, orientasinya tidak untuk melatih pekerja menjadi
seorang atlit, akan tetapi alasan sebenarnya adalah agar pekerja mempunyai
koordinasi dan kekuatan secara normal. Program kebugaran yang dibuat prinsipnya
menyenangkan dan membangun moral/semangat diantara pekerja.
5.
Langkah-Langkah
Strategi Promosi Kesehatan Di Tempat Kerja
Langkah-langkah
strategi promosi kesehatan di tempat kerja dilaksanakan melalui Pendekatan
Pemberdayaan Masyarakat Pekerja (PPMP ~ Primary Health Care Approach). Untuk
mencapai sasaran masyarakat pekerja diperlukan pendekatan sistemik yang mampu
mengajak partisipasi dari masyarakat pekerja. Ciri PPMP ini adalah :
Penyelenggaraan
program promosi kesehatan di tempat kerja harus bertumpu pada partisipasi aktif
masyarakat pekerja atau kerja sama interaksi antara penyelenggara program
promosi kesehatan di tempat kerja dengan masyarakat pekerja di tempat kerja
sasaran.
·
Adanya konsepsi dan pelaksanaan promosi
kesehatan di tempat kerja
·
Adanya kegiatan program promosi
kesehatan di tempat kerja yang diselenggarakan melalui kemitraan triparteit
(pemerintah, manajemen tempat kerja dan pekerja atau serikat pekerja).
Tahapan
langkah-langkah dari pendekatan pemberdayaan masyarakat pekerja sebagai berikut
:
·
Melakukan advokasi & sosialisasi
Advokasi
secara umum ialah suatu bentuk komunikasi yang berlangsung dari pihak yang
lemah kepada yang lebih kuat (berkuasa). Dalam hal tempat kerja dapat
dianalogikan dengan komunikasi antara pekerja dengan pihak manajemen tempat
kerja, dengan tujuan agar hak-hak pekerja atas promosi kesehatan dapat
diperoleh atau terpenuhi.
Sosialisasi
adalah kegiatan mendiseminasikan pesan ke semua arah (horizontal), yang dalam
konteks tempat kerja adalah pada semua pekerja di semua tingkatan, agar semua
pekerja mengetahui, memahami dan mengamalkan pesan yang diprogramkan oleh
manajemen tempat kerja. Jadi lebih jauh lagi agar semua pekerja berpartisipasi
sesuai dengan apa yang diharapkan melalui pesan tersebut.
·
Telaah mawas diri (workers community
diagnosis)
Telaah
mawas diri sebenarnya merupakan ajang diagnosis masalah oleh masyarakat pekerja
terhadap kondisi kesehatan kerja mereka. Secara singkat dapat digambarkan bahwa
masyarakat pekerja diajak untuk mengenali keadaan kesehatan kerja mereka
sendiri, disamping mendeteksi potensi yang ada di sekeliling mereka. Atas dasar
kedua hal ini (masalah dan potensi), dibuatlah diagnosis masalah kesehatan
kerjanya. Dalam hal ini, kewajiban bagi manajemen tempat kerja adalah
mencarikan cara yang tepat agar mempermudah mereka dalam mengenali masalah dan
menggali potensi yang mereka miliki.
·
Musyawarah masyarakat pekerja (workers
community prescription)
Musyawarah
masyarakat pekerja merupakan kegiatan �worker�s community prescription�
untuk mengatasi segala yang berhubungan dengan kesehatan kerja yang mereka
alami. Tentu saja penyelesaian masalah ini diutamakan dengan menggunakan
potensi setempat. Resep ini belum tentu rasional, oleh karena itu adalah
kewajiban manajemen tempat kerja untuk menuntun mereka membuat resep yang
rasional. Wujudnya berupa rencana kegiatan yang sederhana, dapat dijangkau
dengan sumber daya setempat, tetapi memberi sumbangan besar pada upaya
mengatasi masalah kesehatan kerja setempat.
·
Pelaksanaan kegiatan (workers community
treatment)
Dalam
hal ini, masyarakat pekerja menjalankan upaya penanggulangan masalah.
Serangkaian kegiatan yang disusun diharapkan dapat secara bertahap mengatasi
masalah-masalah kesehatan kerja yang mereka hadapi, sekaligus membuktikan
apakah �resep� mereka sudah tepat. Namun perlu dipantau agar bila ternyata
ada kekeliruan, bisa segera diperbaiki.
·
Memantau/menyesuaikan
Selama
program promosi kesehatan di tempat kerja berlangsung, pemantauan perlu
dilakukan. Setiap perubahan perilaku yang terjadi perlu diperhitungkan, dan
perubahan lingkungan baik yang positif (mendukung) maupun yang negatif
(menghambat) perlu diketahui, diantisipasi dan dihadapi secara tepat. Dengan
demikian program promosi kesehatan dapat berjalan terus, berkembang dan
mencapai sasarannya.
·
Evaluasi
Pada
akhirnya setelah program dijalani sesuai rencana, maka dilakukan evaluasi ;
apakah proses pelaksanaan berlangsung sesuai dengan rencana?, apakah ada
perubahan perilaku pekerja kearah positif?, apakah perubahan keadaan sehubungan
dengan promosi kesehatan yang dilakukan?
·
Pembinaan dan pengembangan
Kegiatan
pembinaan dan pengembangan merupakan siklus lanjut dari lingkaran pemecahan
masalah-masalah kesehatan kerja. Pada satu periode akhir kegiatan, tahap
selanjutnya adalah worker community development yang kemudian berputar kembali
ke langkah workers community diagnosis, workers community prescription dan
workers community treatment, Inspection/adaptation, evaluation sebab akan
timbul problematik baru yang lebih tinggi tingkatnya. Bila ini berjalan, maka
akan terjadi proses pembinaan dan pengembangan sesuai dengan tingkat
perkembangan masalahnya.
6.
Program
Promosi Kesehatan
Program promosi kesehatan di tempat
kerja berbeda dengan kebugaran untuk bekerja (fitness to work) atau program
surveillans kesehatan. Fokus program ini terletak pada pencapaian strategi gaya
hidup dan kesehatan pekerja. Sifatnya sukarela dan secara tak langsung
mempengaruhi pekerja.
Kegiatan program promosi kesehatan yang tepat adalah dengan menawarkan/memberikan program yang bervariasi pada masyarakat pekerja dan disesuaikan dengan kondisi tempat kerja.
Kebanyakan program promosi kesehatan ini mengawalinya dengan komponen kebugaran, screening terhadap faktor risiko jantung, kegiatan pendidikan kesehatan yang menitikberatkan pada masalah penghentian merokok dan kesehatan umum, dan berbagai kegiatan pelatihan antara lain ; bagaimana untuk membiasakan mengangkat suatu benda dengan tidak menciderai punggung.
Kegiatan program promosi kesehatan yang tepat adalah dengan menawarkan/memberikan program yang bervariasi pada masyarakat pekerja dan disesuaikan dengan kondisi tempat kerja.
Kebanyakan program promosi kesehatan ini mengawalinya dengan komponen kebugaran, screening terhadap faktor risiko jantung, kegiatan pendidikan kesehatan yang menitikberatkan pada masalah penghentian merokok dan kesehatan umum, dan berbagai kegiatan pelatihan antara lain ; bagaimana untuk membiasakan mengangkat suatu benda dengan tidak menciderai punggung.
Program-program ini dirancang dalam
kerangka program promosi kesehatan yang dilakukan di tempat kerja, dimana fokus
perhatiannya diutamakan pada kebiasaan-kebiasaan sehat yang dilakukan pekerja,
selain pada upaya memberikan perlindungan terhadap pekerja dari bahaya-bahaya
yang berhubungan dengan pekerjaannya. Perlu di ketahui bahwa implementasi
program promosi kesehatan di tempat kerja merupakan faktor pendukung yang
sangat penting untuk meningkatkan kesehatan pekerja. Di beberapa negara,
pelaksanaan promosi kesehatan di tempat kerja tidak hanya dilakukan oleh para
ahli kesehatan kerja tapi banyak dilakukan oleh kelompok-kelompok pekerja sehat
yang independen. Kegiatan-kegiatan ini harus dikoordinasikan dengan kegiatan
pelayanan kesehatan kerja sehingga ada efek relevansi, feasibiliti dan
sustainabelnya.
Perkembangan terbaru di beberapa
negara seperti ; di Belanda dan Finlandia adalah menetapkan kegiatan promosi
kesehatan kerja dalam kerangka pelayanan kesehatan kerja. Dimana masing-masing
kegiatan bertujuan untuk peningkatan dan pemeliharaan kemampuan kerja pekerja
melalui tindakan promosi kesehatan dan pencegahan dini terhadap gangguan
kesehatan pekerja, lingkungan kerja dan organisasi kerja.
Penilaian efek program promosi
kesehatan di tempat kerja adalah bagian yang essensial dari manajemen
keseluruhan program. Program yang tidak populer dilakukan secara bertahap dan
disesuaikan dengan minat dan kebutuhan pekerja. Faktor ini juga perlu
diperhatikan dalam mengenalkan kegiatan-kegiatan yang baru. Begitupun bagi
pengusaha kecil, mereka dapat mengembangkan program promosi kesehatan melalui
�sharing� dan �subsidi� atas keikutsertaan pekerja di dalam klub-klub
kesehatan setempat.
Jika program dikelola dengan baik,
sebenarnya cukup besar keuntungan yang didapat yakni; menumbuhkan semangat para
pekerja untuk senantiasa membiasakan diri bertindak aman dan sehat di tempat
kerja dan meningkatkan kebugaran diantara pekerja serta dapat meningkatkan
moral/semangat pekerja untuk bertindak positif.
7.
Penetapan program
Sebelum suatu program diluncurkan,
maka para pekerja harus ditentukan tingkat pengetahuan dan sikapnya mengenai
kesehatan dan tingkat perilakunya pada akhir-akhir ini. Adalah penting untuk
membuka hubungan komunikasi pada permulaan diluncurkannya program. Karena
diyakini pelaksanaan program akan berhasil diterapkan dan memberikan hasil yang
dapat diukur.
Di saat sekarang, jika pengusaha
berharap untuk mendapatkan sesuatu yang lebih dari dampaknya terhadap ekonomi
perusahaan, lalu angka kemangkiran, turnover rate, biaya asuransi kesehatan,
angka kecelakaan dan ukuran-ukuran lain dari produktivitas pekerja, maka
program tersebut perlu dilakukan pemilihan dan didokumentasikan sebelum program
mulai diluncurkan.
8.
Elemen Program
·
Kebugaran
fisik (physical fitness)
Elemen ini fokusnya latihan aerobik,
ketahanan dan kekuatan otot serta kelenturan tulang sendi. Strategi program
yang dilakukan baik secara individu maupun secara kelompok dan diatur sesuai
jenis kelamin dan berbagai kelompok umur. Semua program yang dilaksanakan harus
diawasi oleh penasehat kebugaran baik secara langsung maupun tidak langsung dan
setiap peserta harus sehat secara medis sebelum masuk. Program harus dapat
mengakomodasi pekerja yang mengalami cacat fisik dan masing-masing kegiatan
kebugaran dilakukan tes secara reguler untuk mangukur kemajuan yang dicapai
oleh pekerja.
·
Kontrol
berat badan dan gizi (nutrition and weight control)
Elemen ini memberikan petunjuk yang
benar mengenai berat badan dan gizi secara personal dan memberikan pengetahuan
dan informasi terbaru mengenai kontrol berat badan dan gizi sehat.
Secara khusus biasanya ditujukan pada
diit faktor risiko penyakit jantung, diabetes dan kegemukan. Oleh karena itu
dibutuhkan ahli gizi yang berkualitas dan berpengalaman.
·
Manajemen
stress (stress management)
Fokus elemen ini adalah pemberian
dukungan dan motivasi pada para pekerja dalam hal mengatasi stress dalam
kehidupan kerjanya sehari-hari dan kadang-kadang termasuk dukungan pada
kejadian-kejadian tertentu yang menimbulkan stress. Program yang diberikan
sifatnya membantu pekerja dengan memberikan petunjuk dan nasehat serta
psikoterapi.
·
Penghentian
merokok (smoking cessation)
Elemen ini menerapkan berbagai teknik
untuk membantu pekerja berhenti merokok. Penyusunan program didasarkan atas
informasi yang didapat dari pekerja yang berhenti merokok. Yang paling banyak
dilakukan di tempat kerja adalah dengan menerapkan metode yang tidak disukai
(aversion) misalnya; kebijakan larangan merokok di tempat kerja.
·
Penyalahgunaan
obat dan alkohol (alcohol and drug abuse)
Elemen ini sifatnya pencegahan dengan
memberikan program bantuan pada para pekerja, berupa informasi untuk
meningkatkan kesadaran sendiri melalui berbagai pendekatan seperti;
demonstrasi, film dan bahan-bahan cetakan tertulis. Salah satu materi yang
dicetak mengenai pengaruh yang ditimbulkan akibat penyalahgunaan yang tidak
semestinya.
·
Pendidikan
kesehatan (health education)
Elemen ini sangat populer sekali.
Disini, para pekerja mempelajari masalah yang berkaitan dengan medis secara
umum dan bagaimana memelihara kesehatan diri mereka beserta keluarganya.
Informasi yang diberikan meliputi; bagaimana masalah tersebut dideteksi,
patofisiologi dasar dan bagaimana kondisi-kondisi yang dialami dapat dicegah
dan dikontrol.
Beberapa topik yang tetap paling
menarik adalah kanker (dengan segala bentuknya), penyakit jantung, masalah
tulang punggung dan musculoskeletal lainnya, kedokteran olah raga, diabetes,
AIDS dan gangguan mental.
Materi yang disampaikan harus ditulis
dalam bahasa yang dimengerti oleh pekerja. Informasi disediakan secara berkala
dan menitikberatkan pada substansi/peralatan baru dan perubahan-perubahan yang
terjadi dalam lingkungan kerja.
Pendidikan kesehatan pada pekerja
memainkan peran penting dalam peningkatan kondisi kerja dan lingkungan kerja.
Secara substansial, upaya
meningkatkan kesehatan dan keselamatan dan kesejahteraan di tempat kerja sering
mengalami hambatan, hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran dari elemen yang
terlibat. Untuk mengatasi ini maka peran pendidikan kesehatan bagi pekerja
penting sekali karena dapat memfasilitasi baik dalam menemukan/pencarian
masalah-masalah maupun implementasi pemecahannya.
·
Pelatihan
P3K dan CPR (CPR and first aid training)
Elemen ini prinsipnya memberikan
program pelatihan keselamatan pekerja. Beberapa para ahli kesehatan kerja
mempercayai bahwa setiap pekerja harus tahu mengenai CPR dan paling sedikit
mengetahui dasar-dasar pertolongan pertama, agar para pekerja paling sedikit
bisa berjaga-jaga bila terjadi musibah/kecelakaan. Sebenarnya tempat kerja
merupakan tempat yang baik untuk merealisasikan tujuan pelatihan ini.
Jika semua pekerja mempunyai
keterampilan ini maka secara nyata keuntungan dapat diperoleh baik bagi pekerja
maupun pengusaha.
Sedangkan mengenai CPR, sebagian
besar tempat kerja yang mempunyai pekerja yang setiap saat mendapat serangan
jantung pada saat bekerja, biasanya pekerja lain termotivasi tinggi untuk
mempelajari CPR setelah terjadinya beberapa insiden seperti kasus tadi.
9.
Persyaratan pelaksanaan program
Program promosi kesehatan yang
ditujukan pada masyarakat pekerja di tempat kerja perlu memenuhi persyaratan
sebagai berikut;
* Lokasi yang dapat mendukung kegiatan promosi kesehatan yang
dilakukan.
* Penentuan kelompok yang dengan mudah dapat mengerti lebih
cepat terhadap kegiatan yang dilakukan.
* Kurangnya hambatan terhadap gaya hidup sehat.
* Para pekerja membiasakan diri untuk menerima dan mengikuti
anjuran kesehatan dan keselamatan dari pekerja yang sehat.
* Tersedianya fasilitas-fasilitas untuk membentuk gaya hidup
yang sehat misalnya; tempat-tempat mencuci tangan, sebuah kantin yang bersih
dan sehat.
·
12 Strategi Terbaik Untuk Promosi
Kesehatan di Tempat Kerja
a.
Implementasi
program perubahan gaya hidup karyawan (Berhenti merokok, Program Fitness,
Meningkatkan nutrisi, pengurangan stress dll).
b.
Program
konsultasi dan penilaian resiko kesehatan di perusahaan
c.
Menunjukkan
dukungan manajemen terhadap program promosi kesehatan khususnya membangun
pernyataan misi promosi kesehatan perusahaan
d.
Membangun
budaya organisasi yang fleksibel, dukungan masyarakat, responsif terhadap
kebutuhan karyawan
e.
Membangun
kebijakan perusahaan untuk memelihara area bebas rokok dan minuman keras dan
narkoba di tempat kerja
f.
Membentuk
komite kesehatan dan keselamatan kerja dan melakukan pertemuan secara reguler.
g.
Mengawasi
efektivitas, biaya, keuntungan dan partisipasi dalam program promosi kesehatan
h.
Promosikan
kepedulian perusahaan dengan OSHA dan pangil reghulation OSHA
i.
Tawarkan
program pengobatan dan pencegahan penyakit termasuk pelayanan klinik untuk
karyawan dan kelurganya
j.
Tawarkan
program pelatihan kesehatan dan keselamatan kerja dengan target sebagai
persyaratan untuk bkerja di swasta dan industri.
k.
membuat
dan memelihara fashilitas promosi kesehatan dengan menghubungkan audit kualitas
lingkungan kerja pada interval reguler dan ambil langkah untuk identifikasi
alamat area yang bermasalah.
l.
Komunikasi
secara reguler dengan karyawan untuk menghormasti promosi kesehatan
·
Saran-saran Untuk Pelaksanaan
Program Promosi
1. Merubah perilaku individu
•mendorong tempat kerja yang
lentur
•mengatur kesehatan makanan
termasuk pertukaran menu
•Memberikan panduan perawatan
kesehatan tubuh untuk semua karyawan
•Tentukan liburan dan bulan untuk
Fitness/nutrisi
•Ambil kebersamaan dalam Kelompok
Jalan-jalan untuk karyawan
2. Lingkungan Kerja fsisk
•Merubah penjualan makanan ke
produk yang rendah lemak
•Tempatkan pengumunan di tangga
atau tempat berjalan
•Latih karyawan dengan
menampilkan tanda merah silang di tempat kerja
•Membuat dan memelihara papan
buletin kesehatan
•Tampilkan tanda untuk mendorong
pengangkatan yang aman, penggunaan sabuk, dan APD
•Rancang ruangan yang tenang
untuk relaxsasi dan meditasi
3. Pengembangan Organisasi dan
Kebijakan
•Mengatur tema aktivitas sekitar
kesehatan setiap bulan
•Subsidi keanggotaan klub
Fitnes/kesehatan
•Mengirim secara periodik tip-tip
kesehatan via email, flyer, suratkabar, buletin dll
•Membuat kompetisi antar
departemen untuk jalan santai, penurunan berat badan, jam olahraga
•Menarik keikutsertaan melalaui
flyier dan atau buletin/suratkabar
•Mengatur olimpiade perusahaan
untuk mendorong olahraga dan pengembangan tim
4. Kolaborasi Masyarakat
•Mengatur pembicara yang
berhubungan dengan kesehatan atau group diskusi pada jam makan
•Meminta restauran sekitar untuk
memasak dengan rendah lemak
•Mendanai kegiatan masayarakat
dan mendorong keikutsertaan karyawan dan keluarganya
•Mengadakan lomba untuk anak
karyawan membuat poster untuk promosi kesehatan
•Mendanai program
sekolah/taman/rekreasi untuk kesehatan
•Dapatkan pemasok alat kesehatan
untuk mendanai Lomba di perusahaan.
·
Kunci Efektifitas Pelaksaan
Program di Tempat Kerja
1.Menunjukkan
keterlibatan dan dukungan manajemen pada program kesehatan
2.melibatkan karyawan
dalam tahapan perencanaan program
3.Tawarkan program
pada waktu dan tempat yang menyenagkan bagi karyawan
4.Berikan insentif
5.Membuat tujuan
program dan identifikasi kebutuhan kesehatan karyawan
6.Berikan hadiah
terhadap prestasi dan keikutsertaan dalam pencapaian tujuan program
7.Meyakinkan karyawan
bahawa status kesehatan mereka adalah sangat penting
8.berikan program
yang bervariasi untuk mempertemukan kebutuhan karyawan
9.Membuat lingkungan
tempat kerja mendukung usaha perubahan gaya hidup
10.Membantu karyawan
untuk mengerti dampak dari masalah kesehatan
B.
Promosi
Kesehatan di Sekolah
Anak Sekolah merupakan asset atau
modal utama pembangunan di masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan
dilindungi kesehatannya. Sekolah selain berfungsi sebagai tempat pembelajaran
juga dapat menjadi ancaman penularan penyakit jika tidak dikelola dengan baik.
Seperti halnya Kesehatan Masyarakat,
Promosi Kesehatan sebagai bagian dari Kesehatan Masyarakat juga mempunyai aspek
teori atau ilmu, dan praktik, aplikai atau seni. Dari aspek aplikasi, promosi
Kesehatan mencakup komponen atau factor-faktor yang terkait dengan pelaksanaan
Promosi Kesehatan di lapangan.
Usaha kesehatan Sekolah di Indonesia,
maupun sekolah yang berwawasan kesehatan sebenarnya memilki tujuan utama
yakni membina komunitas sekolah sehingga menjadi sekolah yang sehat.
1.
Urgensi Promosi Kesehatan di Sekolah
Promosi kesehatan di sekolah adalah
suatu upaya menciptakan sekolah menjadi komunitas yang mampu meningkatkan
derajat kesehatannya melalui :
1. Pencipta lingkungan sekolah yang
sehat;
2. Pemeliharaan dan pelayanan
kesehatan di sekolah ;
3. Upaya pendidikan kesehatan yang
berkesimbungan.
Sekolah menempati kedudukan strategis dalam upaya promosi
kesehatan karena :
1. Sebagian besar anak usia 5 – 19
tahun terpajan dengan lembaga pendidikan dalam jangka waktu yang cukup lama;
2. Sekolah mendukung pertumbuhan dan
perkembangan alamiah seorang anak, sebab disekolah seorang anak dapat
mempelajari berbagai pengetahuan , termasuk kesehatan, sebagai bekal
kehidupannya kelak.
Bahwa Usia siswa Sekolah menengah
bertepatan dengan dimasukinya periode remaja, yang terbagi ke dalam tiga
periode, yaitu :
1. Periode remaja awal ; biasanya
ditandai dengan sifat-sifat negative, dalam jasmani dan mental, prestasi serta
sikap social.
2. Periode remaja madya; yang
ditandai tumbuhnya dorongan untuk hidup, kebutuhan akan adanya teman yang dapat
memahami dan menolongnya, serta mencari sesuatu yang dianggap bernilai tinggi,
pantas dijunjung dan dipuja.
3. Periode remaja akhir ; adalah
periode dimana remaja dapat menentukan pendirian hidupnya, yang akan memberikan
dasar baginya memasuki periode dewasa.
Pada setiap periode perkembangan anak, paling tidak ada tiga
hal yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Kondisi fisik, emosional,
intelektual dan ketrampilan individu ;
2. Arah perkembangan, harapan dan
cita-cita individu ;
3. Gangguan, ancaman dan hambatan
yang terjadi. Apabila ditinjau, secara koprehensif dan teoritis, seiring dengan
bertambahnya umur seorang anak, seharusnya pengetahuannya tentang kesehatan
semakin baik, dimana pengetahuan yang baik diikuti oleh gaya dan motivasi untuk
melindungi diri yang lebih baik.
Usaha Kesehatan Sekolah adalah bagian
dari program kesehatan anak usia sekolah. Program UKS adalah upaya terpadu
lintas program dan lintas sector untuk meningkatkan derajat kesehatan serta
membentuk perilaku hidup bersih dan sehat anak usia sekolah yang berada di
sekolah umum dan sekolah yang berbasis keagamaan. Sasaran program UKS adalah
anak usia sekolah berusia 6 – 19 tahun, yang selaras dengan proses tumbuh
kembangnya dikelompokkan menjadi 2 sudkelompok yakni pra remaja berusia 6-9
tahun dan remaja berusia 10 – 19 tahun.
Tujuan umum program UKS adalah
meningkatkan kemampuan anak sekolah berperilaku hidup bersih dan sehat,
meningkatkan derajat kesehatan serta menciptakan lingkungan yang sehat,
sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal.
Lebih khusus program UKS bertujuan memupuk kebiasaan perilaku hidup bersih dan
sehat dan meningkatkan derajat kesehatan anak sekolah, yang mencakup
pengetahuan, sikap dan ketrampilan untuk melaksanakan prinsip perilaku hidup
bersih dan sehat. Tercapainya sehat fisik, metal maupun social, memiliki
dayahayat dan daya tangkai terhaddap pengaruh buruk penyalahgunaan zat.
2.
Elemen Promosi Kesehatan di Sekolah
Sekolah-sekolah yang menerapkan
program promosi kesehatan merupakan suatu komunitas sekolah yang melakukan
kegiatan dan memberikan prioritas pada terbentuknya lingkungan yang kondusif
yang dapat menciptakan dampak terbaik bagi guru dan staf yang bekerja
disekolah. Sasaran terbentuknya sekolah yang berwawasan promosi kesehatan
antara lain adalah untuk mengembangkan setiap insane yang terlibat di sekolah,
serta pembentukan jaringan yang baik dengan masyarakat dan keluarga yang
membutuhkan, sehingga dapat menimbulkan rasa kepemilikan dari stakeholder dan
rasa keterlibatan dari berbagai aspek kegiatan sekolah.
Penerapan PHBS di sekolah menengah
oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah, berdasarkan
kesadaran sebagai hasil pembelajaran sehingga mereka mampu mandiri dalam
mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam
mewujudkan lingkungan sehat di sekolah.
Beberapa kegiatan peserta didik dalam
rangka menerapkan PHBS disekolah anatara lain :
1. Mengkonsumsi Jajan Sehat di warung/kantin sekolah.
2. Mencuci tangan dengan airbersih yang mengalir dan sabun.
3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat di sekolah.
4. Mengikuti kegiatan olah raga dan aktifitas fisik secara
teratur di sekolah akan meningkatkan kebugaran peserta didik.
5. Memberantas jentik nyamuk disekolah secara rutin agar
seluruh masyarakat sekolah terhindar dari berbagai penyakit yang ditularkan
melalui nyamuk, seperti demam berdarah, malaria, kaki gajah dan Cikungunya.
6. Tidak merokok di sekolah, karena merokok berbahaya bagi
kesehatan anatara lain dapat menyebabkan penyakit paru-paru, jantung, kanker
dan merusak gigi serta menyebabkan bau mulut tidak sedap.
7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6
bulan sekali, untuk memantau tingkat pertumbuhan peserta didik.
8. Membuang sampah pada tempatnya, untuk menjaga kebersihan
lingkungan sekolah karena sampah adalah sarang kuman penyakit.
3.
Strategi dan Program Promosi
Kesehatan di Sekolah Menengah,
Kesehatan sekolah secara global
dicanangkan pertama kali oleh WHO pada tahun 1995. Kegiatan ini dirancang untuk
memperbaiki kesehatan siswa, warga sekolah dan orang tua siswa, melalui sekolah
dengan menggunakan organisasi sekolah untuk memobilisasi dan memperkuat
kegiatan promosi dan pendidikan kesehatan di tingkat local, nasional, regional
dan global. Tujuan dari pencanangan ini adalah untuk meningkatkan jumlah
sekolah yang melaksanakan program promosi kesehatan
WHO mencanangkan lima strategi
promosi kesehatan di sekolah yang terdiri dari atas :
1. Advokasi, Kesuksesan program promosi kesehatan di sekolah
sangat ditentukan oleh dukungan dari berbagai pihak. Guna mendapat dukungan
tersebut, perlu ada upaya-upaya untuk menyadarkan berbagai pihak, seperti
sector terkait, donor, LSM nasional dan internasional, sehingga terjadi
kemitraan untuk mengembangkan program promosi kesehatan di sekolah.
2. Kerjasama, Kerjasama dengan berbagai pihak sangat bermanfaat
bagi penanggungjawab program kesehatan di sekolah karena mereka dapat belajar
dan berbagi pengalaman tentang cara menggunakan berbagai sumber daya yang ada,
memaksimalkan investasi dalam pendidikan dan pemanfaatan sekolah untuk
melakukan promosikan kesehatan.
3. Penguatan kapasitas national, Berbagai sector yang terkait
harus memberikan dukungan untuk memperkuat program promosi kesehatan di
sekolah. Salah satu bentuk dukungan yang rencana kegiatan,pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi program promosi kesehatan di sekolah.
4. Penelitian, Penelitian merupakan salah satu komponen dari
pengembangan dan penilaian program promosi kesehtan di sekolah yang akan
dilakukan dan dikembangkan. Bagi sector terkait penelitian merupakan akses
untuk mengembangkan program promosi kesehatan di sekolah secara national, di
samping untuk melakukan evaluasi peningkatan perilaku hidup sehat siswa
sekolah.
5. Kemitraan, WHO menganjurkan untuk menjalin kemitraan
dengan berbagai organisasi pemerintah dan swasta untuk :
•Revitalisasi dan mendapat dukungan
dari berbagai pihak untuk meningkatkan status kesehatan melalui sekolah.
•Mengembangkan penelitian dan berbagi
pengalaman dari berbagai Negara maupun local tentang upaya-upaya yang telah
dilakukan untuk mengembangkan promosi kesehatan di sekolah
•Mendorong mobilisasi guna
meningkatkan kesehatan di sekolah.
Kelima strategi promosi keshetan
digunakan untuk melengkapi keenam elemen dalam rangka mewujudkan sekolah sehat.
4.
Perencanaan Promosi Kesehatan di
Sekolah
Perencanaan promosi kesehatan adalah
proses diagnose penyebab masalah, penetapan prioritas masalah dan alokasi
sumberdaya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu
perencanaan promosi kesehatan di sekolah harus dibuat secara bersama-sama oleh
pihak sekolah, masyarakat disekitar sekolah, professional kesehatan dan
pihak-pihak terkait sehingga dihasilkan program promosi kesehatandi sekolah
yang efektif dalam biaya dan berkesinambungan. Adapun langkah-langkah yang
ahrus dilakukan dalam melakukan perencanaan promosi kesehatan di sekolah adalah
sebagai berikut
•Analisis situasi,
1. Diagnosis Masalah, Green dan Kreuter (1991) telah
mengembangkan suatu model pendekatan untuk membuat perencanaan dan evaluasi
kesehatan yang dikenal sebagai model PRECEED – PROCEDE. PRECEDE (Predisposing,
Reinforsing and Enabling Causes in Educational Diagnosis and Evaluation)
digunakan pada fase diagnosis masalah kesehatan, penetapan prioritas masalah
dan tujuan program. PROCEED digunakan untuk menetapkan sasaran dan criteria
kebijakan serta pelaksanaan dan evaluasi.
2.Menetapkan Prioritas Masalah, Langkah-langkah yang harus
ditempuh untuk menetapkan prioritas masalah kesehatan adalah :
•Menetapkan status kesehatan,
Menetukan pola pelayanan kesehatan yang ada,
•Menentukan hubungan antara status
kesehatan dengan pelayanan kesehatan di sekolah dan masyarakat,
•Menentukan determinan masalah
kesehatan.
Setelah melakukan langkah-langkah
diatas, selanjutnya dalam menentukan prioritas masalah kita harus
mempertimbangkan beberapa factor, seperti : Beratnya masalah dan akibat yang
ditimbulkan, Pertimbangan politis guna mendapat dukungan, Sumberdaya yang ada
di sekolah maupun masyarakat.
•Pengembangan Rencana Kegiatan
Promosi Kesehatan di Sekolah,
1. Menentukan tujuan, Pada dasarnya tujuan promosi kesehatan
disekolah adalah untk mencapai tiga hal, yaitu : meningkatkan pengetahuan dan
atau sikap sisiwa, guru, masyarakat disekitarnya, meningkatkan perilaku siswa,
guru, masyarakat sekolah , serta masyarakat di sekitarnya, yang pada akhirnya
akan berpenagruh terhadap peningkatan status kesehatan mereka.
2. Menentukan Sasaran Promosi Kesehatan di Sekolah, Sasaran
Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan tidak selalu sama. Oleh sebab itu,
kita harus menetapkan sasaran langsung (primer) dan tidak langsung ( sekunder
dan teersier). Di dalam promosi kesehatan di sekolah, yang dimaksud dengan
sasaran primer adlah siswa sekolah, sedangkan sasaran sekunder adalah warga
sekolah ( guru, kepala sekolah dan staf sekolah lainnyainnya, dll.
3. Menentukan Metode Promosi Kesehatan di Sekolah, Dalam
menggunakan metode yang akan digunakan dalam memberikan pendidikan kesehatan
kepada siswa harus dipertimbangkan aspek yang ingin dicapai. Jika ingin
mencapai aspek pengetahuan maka dapat dilakukan dengan cara penyuluhan langsung.
Media yang bisa dipergunakan seperti poster, spanduk, leaflet, dll sehingga
masyarakat sekolah sering melihat dan membaca. Untuk aspek sikap perlu
diberikan contoh yang konkrit sehingga dapat menggugah emosi, perasaan dan
sikap siswa. Jika akan mengembangkan aspek ketrampilan tertentu, maka siswa
harus diberi kesempatan untuk mencoba.
4. Menentukan Media Promosi Kesehatan di Sekolah, Teori
pendidikan menyebutkan, bahwa belajar yang paling baik dan mudah adlah dengan
menggunakan panca indera sebanyak mungkin, yang untuk maksud tersbut hamper
semua program pendidikan kesehatan menggunakan media yang disesuaikan denngan
sasaran.
5. Menyusun Rencana Evaluasi, Evaluasi bertujuan untuk
mengukur keberhasilan dari apa yang telah dilakasanakan.
6. Menyusun Jadwal Pelaksanaan Kegiatan, Untuk memudahkan
pelaksanaan, monitoringdan evaluasi kegiatan yang dilakukan perlu diususn
jadwal pelaksanaan kegiatan, yang biasanya disajikan dalam bentuk gant chart
atau matrik.
5. Tujuan
:
1. Meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, khususnya masyarakat sekolah.
2. Mencegah dan memberantas
penyakit menular di kalangan masyarakat sekolah dan masyarakat umum.
3. Memperbaiki dan memulihkan
kesehatan sekolah melalui usaha-usaha:
Mengikutsertakan secara aktif
guru, murid, dan orang tua murid dalam usaha ;
1. Memberikan pendidikan
kesehatan, mengawasi kesehatan, melakukan pertolonganpertama
2. Imunisasi.
3. Usaha-usaha pengobatan gigi
dan pencegahannya.
4. Usaha perbaikan gizi anak.
5. Mengusahakan kehidupan
lingkungan sekolah yang sehat.
Usaha Pokok Yakni :
a) Menciptakan lingkungan sekolah
yang sehat (healthful school living).
b) Pendidikan Kesehatan (Health
Education).
c) Pemeliharaan dan pelayanan
kesehatan di sekolah (health services in school)
Menciptakan lingkungan sekolah
yang sehat (healthful school living).
a) Aspek non-fisik
(mental-sosial) : hub antara murid, guru, pegawai sekolah dan ortu murid)
b) Lingkungan fisik terdiri dari
:
·
bangunan
sekolah dan lingkungannya
·
pemeliharaan
kebersihan perorangan (personal hygiene) dan lingkungan (kebersihan sekolah, WC
tempat Sampah
c) keamanan umum sekolah dan
lingkungannya (pagar, pintu jendela, tanda lalu lintas, P3K)
1. A. Pendidikan Kesehatan
( Health Education)
2. Memberikan pengetahuan tentang prinsip dasar hidup sehat.
3. Menimbulkan sikap dan perilaku hidup sehat.
4. Membentuk kebiasaan hidup sehat.
Hal-hal Pokok sebagai dasar
Materi :
a) Kebersihan perorangan
(personal hygiene) dan kebersihan lingkungan, terutama lingkungan sekolah.
b) Pencegahan dan pemberantasan
penyakit menular, dengan cara:
c) Penyakit-penyakit tidak
menular (penyebab dan cara pencegahannya).
d) Gizi:
e) Pencegahan kecelakaan atau
keamanan diri.
f) Mengenal fasilitas kesehatan yang
profesional, dan sebagainya.
Pemeliharaan Dan Pelayanan
Kesehatan Di sekolah (health services and School)
1) Pemeriksaan kesehatan secara
berkala, baik pemeriksaan umum atau khusus, misalnya: gigi, paru-paru,
kulit, gizi,
2) Pemeriksaan dan pengawasan
kebersihan lingkungan.
3) Usaha-usaha pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular, antara lain dengan imunisasi.
4) Usaha perbaikan gizi.
5) Usaha kesehatan gigi sekolah.
6) Mengenal kelainan-kelainan
yang mempengaruhi pertumbuhan jasmani, rohani, dan sosial. Misalnya, penimbangan berat badan, dan pengukuran
tinggi badan.
7) Mengirimkan murid yang
memerlukan perawatan khusus atau lanjutan ke Puskesmas atau rumah sakit.
8) Pertolongan pertama pada
kecelakaan dan pengobatan ringan.
6. Kemitraan
dan promosi kesehatan di sekolah
1) Guru :
a) Melaksanakan pendidikan
kesehatan kepada murid-muridnya, baik melalui mata ajaran yang terstruktur
dalam kurikulum, maupun dirancang khusus dalam rangka penyuluhan kesehatan,
misalnya, masalah imunisasi, penyakit HIV/AIDS, narkoba, dan sebagainya.
b) Memortitor pertumbuhan dan
perkembangan anak-anak didik atau murid melalui penimbangan berat badan secara
berkala ataupun rutin tiap bulan.
c) Mengawasi adanya
kelainan-kelainan yang mungkin terdapat pada murid, baik kelainan fisik maupun
kelainan non-fisik.
2) Petugas Kesehatan
a) Memberikan bimbingan kepada
guru-guru
b) Menjalankan beberapa kegiatan pelayanan
kesehatan di sekolah yang tidak dapat dilakukan oleh guru, misalnya: imunisasi,
pemeriksaan kesehatan, dan sebagainya.
c) Turut serta dalam pengawasan
terhadap lingkungan sekolah yang sehat
d) Memberikan pelatihan-pelatihan
dan bimbingan kepada guru-guru
e) Membantu sekolah dalam
mengembangkan materi kesehatan dalam kurikulum Sekolah.
f) Menjalin kerja sama dengan sektor lain dan
pihak-plhak lain dalam rangka mengembangkan upaya kesehatan sekolah.
g) Menggerakkan masyarakat di
sekitar sekolah dalam rangka upaya
kesehatan sekolah.
3) Murid
a) Mempraktikkan dan membiasakan
hidup sehat sesuai dengan petunjuk panduan yang diberikan oleh guru, di mana
pun murid berada, baik di dalam sekolah,
di dalam keluarga, maupun di masyarakat.
b) Menjadi penghubung antara sekolah, keluarga
dan masyarakat dalam menjalankan kebiasaan-kebiasaan atau perilaku hidup sehat.
c) Menjadi contoh perilaku sehat bagi
masyarakdt, khususnya anak-anak yang tidak terjangkau oleh sekolah.
4) Orang Tua Murid
a) Ikut serta dalam perencanaan
dan penyelenggaraan program promosi kesehatan di sekolah.
b) Menyesulkan diri dengan
program kesehatan di sekolah dan berusaha untuk mengetahui atau mempelajari apa
yang diperoleh anaknya di sekoldh, dan mendorong anaknya untuk mempraktikkan
kebiasaan hidup sehat di rumah.
7. Komponen
Promosi Kesehatan di Sekolah
1. Penerapan kebijakan kesehatan
(implement healthy policy): Pimpinan sekolah bersama-sama dengan guru dapat
membuat kebijakan-kebijakan sekolah yang terkait dengan kesehatan.
2. Tersedianya sarana dan
prasarana pencegahan dan pengobatan sederhana di sekolah (provide access
preventive andcurative health services)
3. Tersedianya lingkungan yang
sehat (provide a safety and healtly envtronment)
4. Adanya program penyuluhan
kesehatan (provide skill based health education)Partisipasi orang tua murid dan
masyarakat (improued community health through parent and community
participation).
C. Promosi
Kesehatan di Rumah Sakit
Promosi Kesehatan di Rumah Sakit
adalah upaya Rumah Sakit untuk dapat meningkatkan kemampuan masyarakat melalui
pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka dapat
menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat,
sesuai sosial budaya setempat dan didukung kebijakan yang berwawasan kesehatan
(Berdasarkan Petunjuk Tekhnis Promosi Kesehatan Rumah Sakit/PKRS, Keputusan
Menteri Kesehatan Kesehatan Republik Indonesia No: 1426/MENKES/SK/XII/2006.
1.
Prinsip Dasar
Promosi
kesehatan bukan hanya diperlukan dalam pelayanan preventif dan promotif saja,
melainkan juga diperlukan pada pelayanan kuratif dan rehabilitatif atau
pelayanan rumah sakit. Memang secara konsep, promosi kesehatan di rumah sakit
(RS) adalah sama dengan promosi kesehatan pada pelayanan preventif dan promotif
atau yang disebut dengan pelayanan kesehatan masyarakat. Perbedaannya hanya
terletak pada sasarannya saja. Sasaran promosi kesehatan masyarakat adalah
kelompok orang yang sehat, sedangkan sasaran promosi kesehatan di rumah sakit
utamanya adalah orang yang sakit (pasien) dan juga orang yang sehat atau
keluarga pasien. Ditinjau dari tempat pelaksanaan atau tatanan (setting)
promosi kesehatan seperti telah diuraikan sebelumnya, rumah sakit adalah
termasuk tatanan institusi pelayanan kesehatan. Dengan demikian maka promosi
kesehatan ini adalah promosi kesehatan yang dikembangkan di rumah sakit dalam
rangka untuk membantu orang sakit atau pasien dan keluarganya agar mereka dapat
mengatasi masalah kesehatannya, khususnya mempercepat kesembuhan dari
penyakitnya. .Dari segi psikososial orang yang sedang sakit atau keluarga dari
orang yang sakita dalah dalam kondisi ketidakenakan: rasa sakit, kekhawatiran,
kecemasan, kebingungan, dan sebagainya. Oleh sebab itu, mereka ini sangat
memerlukan bantuan bukan saja pengobatan, tetapi bantuan lain seperti
informasi, nasihat, dan petunjuk-petunjuk dari para petugas rumah sakit
berkaitan dengan masalah kesehatan atau penyakit yang mereka alami. Dalam
mengembangkan promosi kesehatan rumah sakit, beberapa prinsip dasar yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut:
a) Promosi
kesehatan di rumah sakit dikhususkan untuk individu-individu yangsedang
memerlukan pengobatan dan/atau perawatan di rumah sakit. Disamping itu, promosi
kesehatan di rumah sakit juga ditujukan kepada pengunjung rumah sakit, baik
pasien rawat jalan, maupun keluarga pasienyang mengantar atau menemani pasien
di rumah sakit. Keluarga pasien jugaperlu diperhatikan dalam promosi kesehatan
di rumah sakit, karena keluarga pasien diharapkan dapat membantu atau menunjang
proses penyembuhan danpemulihan keluarganya yang sakit (pasien).
b) Promosi kesehatan di rumah sakit pada prinsipnya
adalah pengembanganpengertian atau pemahaman pasien dan keluarganya terhadap
masalah kesehatan atau penyakit yang dideritanya. Pasien dan keluarganya harus mengetahui
hal-hal yang terkait dengan penyakit yang dideritanya seperti: penyebab
penyakit tersebut, cara penularan penyakit (bila penyakit menular),cara
pencegahannya, proses pengobatan yang tepat dan sebagainya. Apa bila pasien
atau keluarga pasien memahami penyakit yang dideritanya, diharapkanakan
membantu mempercepat proses penyembuhan, dan tidak akan terserang oleh penyakit
yang sama.
c) Promosi kesehatan di rumah sakit juga mempunyai
prinsip pemberdayaan pasien dan keluarganya dalam kesehatan. Hal ini
dimaksudkan, apabila pasien sudah sembuh dan kembali ke rumahnya, mereka mampu
melakukan upaya-upaya preventif (pencegahan) dan promotif (peningkatan)
kesehatannya, utamanya terkait dengan penyakit yang telah dialami.
d) Promosi kesehatan di rumah sakit pada prinsipnya
adalah penerapan “proses belajar” kesehatan di rumah sakit. Artinya semua
pengunjung rumah sakit, baik pasien maupun keluarga pasien memperoleh
pengalaman atau “pembelajaran” dari rumah sakit, bukan saja melalui informasi
atau nasihat-nasihat dari para petugas rumah sakit, tetapi juga dari apa yang
dialami, didengar, dan dilihat di rumah sakit. Penampilan rumah sakit yang
bersih, nyaman, aman, dan teduh, serta penampilan para petugas rumah sakit, terutama
dokter dan perawat, yang bersih dan rapi, ramah, murah senyum, dan sebagainya,
rumah sakit yang membelajarkan pasien atau keluarga pasien tentang kesehatan.
2.
Tujuan
Promosi Kesehatan di Rumah Sakit
Sasaran promosi kesehatan di
rumah sakit bukan hanya orang sakit atau pasiendan keluarga pasien saja, tetapi
juga rumah sakit. Oleh sebab itu, promosikesehatan di rumah sakit mempunyai
bermacam-macam tujuan sesuai dengansasaran-sasaran tersebut, yakni tujuan bagi
pasien, keluarga pasien, dan tujuanbagi rumah sakit itu sendiri.
·
Bagi pasien:
a. Mengembangkan perilaku
kesehatan (healthy behavior ):Promosi kesehatan di rumah sakit mempunyai tujuan
untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, dan perilaku (praktik)
tentangkesehatan, khususnya yang terkait dengan masalah atau penyakit
yangdiderita oleh pasien yang bersangkutan. Pengetahuan atau pengertian yangperlu
diberikan atau dikembangkan untuk pasien adalah pengetahuantentang penyakit
yang diderita pasien, mencakup: jenis penyakit, tanda-tanda atau gejala
penyakit, penyebab penyakit atau bagaimana prosesterjadinya penyakit, bagaimana
cara penularan penyakit (bila penyakittersebut menular), dan bagaimana cara
mencegah penyakit tersebut. Darisegi perilaku atau praktik yang harus dilakukan
atau dianjurkan kepadapasien adalah tindakan yang harus dilakukan untuk
terhindar ataumencegah penyakit tersebut. Apabila pengetahuan, sikap, dan
perilaku inidipunyai oleh pasien, maka pengaruhnya, antara lain:
1)Mempercepat kesembuhan dan
pemulihan pasien.
2)Mencegah terserangnya penyakit
yang sama atau mencegahkekambuhan penyakit.
3)Mencegah terjadinya penularan
penyakit kepada orang lain, terutamakeluarganya.
4)Menyebarluaskan pengalamannya
tentang proses penyembuhan kepadaorang lain, sehingga orang lain dapat belajar
dari pasien tersebut.
b. Mengembangkan perilaku
pemanfaatan fasilitas kesehatan (health seekingbehavior
Pengetahuan, sikap, dan praktik
(perilaku) pemanfaatan secara tepat olehpasien akan mempercepat proses
penyembuhan. Bagi pasien yang kurangpengetahuan tentang penyakit yang diderita,
kadang-kadang mencaripengobatan yang tidak tepat misalnya ke dukun atau
para-normal,sehingga dapat memperpanjang proses penyembuhan. Oleh sebab
itu,promosi kesehatan terhadap pasien dengan memberikan pengetahuan yangbenar
tentang penyakit, terutama cara penyembuhannya maka pasien akanmencari
penyembuhan dengan tepat.
·
Bagi keluarga:
Keluarga adalah merupakan
lingkungan sosial yang paling dekat denganpasien. Proses penyembuhan dan
terutama pemulihan terjadi bukan hanyasemata-maka karena faktor rumah sakit,
tetapi juga faktor keluarga. Olehsebab itu, promosi kesehatan bagi keluarga
pasien penting karena dapat:
a. Membantu mempercepat proses
penyembuhan pasien:Dalam proses penyembuhan penyakit, bukan hanya faktor obat
dan terapilain saja, tetapi juga faktor psikologis dari pasien. Lebih-lebih
penyakittidak menular seperti jantung koroner, hipertensi, diabetes
mellitus,penyakit jiwa, dan sebagainya, faktor psikososial sangat berperan.
Dalammewujudkan lingkungan psikososial ini, keluarga sangat pentingperanannya.
Oleh karena itu, promosi kesehatan perlu dilakukan juga bagikeluarga pasien.
b. Keluarga tidak terserang atau
tertular penyakit:Dengan melakukan promosi kesehatan kepada keluarga pasien,
merekaakan mengetahui dan mengenal penyakit yang diderita oleh anggotakeluarganya
(pasien), cara penularan, dan cara pencegahannya. Keluargapasien tentunya akan
berusaha untuk menghindar agar tidak terkenapenyakit atau tertular penyakit
seperti yang diderita oleh anggota keluargayang sakit tersebut
c. Membantu agar tidak menularkan penyakitnya ke
orang lain:Keluarga pasien yang telah memperoleh pengetahuan tentang penyakit
dancara-cara penularannya, maka keluarga tersebut diharapkan dapat membantu
pasien atau keluarganya yang sakit untuk tidak menularkanpenyakitnya kepada
orang lain, terutama kepada tetangga atau temandekatnya.3.
·
Bagi Rumah Sakit:
Banyak orang berpendapat bahwa
promosi kesehatan di rumah sakit dapatmerugikan rumah sakit itu sendiri. Alasan
mereka, karena promosi kesehatandi rumah sakit merepotkan, menambah tenaga,
waktu, dan biaya. Di sampingitu apabila pasien cepat sembuh karena promosi
kesehatan maka pendapatanrumah sakit akan menurun. Memang ini logika yang
mungkin benar, tetapiterlalu sederhana. Pengalaman-pengalaman dari rumah sakit
yang telahmelaksanakan promosi kesehatan (dulu penyuluhan kesehatan)
justrumembuktikan bahwa promosi kesehatan di rumah sakit ini
mempunyaikeuntungan bagi rumah sakit itu sendiri antara lain:
a. Meningkatkan mutu pelayanan
rumah sakit:Dengan meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan,khususnya rumah sakit, maka pasien mengunjungi rumah sakit tidak
sekedar untuk memperoleh perawatan atau pengobatan saja, tetapi jugaingin
pelayanan yang berkualitas, yang nyaman dan yang ramah. Pasieningin pelayanan
yang holistik bukan hanya pelayanan fisik, tetapi jugapelayanan psikososial.
Promosi kesehatan pada prinsipnya adalah salahsatu bentuk pelayanan
psikososial. Oleh sebab itu, penerapan promosikesehatan di rumah sakit adalah
merupakan upaya meningkatkan muturumah sakit.
b. Meningkatkan citra rumah
sakit:Penerapan promosi kesehatan di rumah sakit diwujudkan dalammemberikan
informasi-informasi tentang berbagai masalah kesehatan ataupenyakit dan
masing-masing dengan jenis pelayanannya. Di masing-masing titik pelayanan rumah
sakit disediakan atau diinformasikan tentanghal-hal yang berkaitan dengan
proses penyembuhan pasien. Di tempatloket pendaftaran, di ruang tunggu, di
tempat pemeriksaan, di tempatpengambilan obat, di ruang perawatan, dan
sebagainya, selalu dilakukan penjelasan atau pemberian informasi terkait dengan
apa yang harusdiketahui dan dilakukan oleh pasien. Oleh sebab itu, promosi
kesehatan inidapat memberikan kesan kepada pasien dan keluarga pasien bahwa
rumahsakit tersebut pelayanannya baik.
c. Meningkatkan angka hunian
rumah sakit (BOR)Dari pengalaman rumah sakit yang telah melaksanakan promosi
kesehatan,menyatakan bahwa kesembuhan pasien menjadi lebih pendek
darisebelumnya. Hal ini berarti bahwa promosi kesehatan dapatmemperpendek hari
rawat pasien, yang akhirnya meningkatkan “turnover ”. Dengan menurunnya hari
rawat pasien ini dapat membawa dampak bahwa rumah sakit yang bersangkutan baik,
karena pasien yangdirawatnya cepat sembuh, yang berarti meningkatkan pamor
rumah sakittersebut. Selanjutnya akan berakibat meningkatkan angka hunian
rumahsakit tersebut (Board Occupancy Rate), sebagai salah satu
indikatorpelayanan rumah sakit yang baik.
3. Sasaran
Promosi Kesehatan di Rumah Sakit
Sasaran promosi kesehatan rumah
sakit adalah masyarakat rumah sakit, yangdikelompokkan menjadi kelompok orang
sakit (pasien), kelompok orang yangsehat (keluarga pasien dan pengunjung rumah
sakit), dan petugas rumah sakit.Secara rinci sasaran promosi kesehatan di rumah
sakit ini diuraikan sebagaiberikut :
1. Penderita (pasien) pada berbagai
tingkatan penyakit:pasien yang datang ke rumah sakit sangat bervariasi, baik
dilihat dari latar belakang sosioekonominya, maupun dilihat dari tingkat
keparahan penyakitdan jenis pelayanan yang diperlukan. Dari sudut tingkat
penyakitnya,dibedakan menjadi pasien dengan penyakit akut, dan pasien dengan
penyakitkronis. Dari jenis pelayanan yang diperlukan, dibedakan dengan adanya
pasienrawat jalan yang tidak memerlukan rawat inap, dan pasien rawat inap
denganindikasi memerlukan perawatan inap. Promosi kesehatan dengan berbagai
jenis sasaran pasien ini dengan sendirinya dijadikan dasar untuk
menentukanmotode dan strategi promosi dan penyuluhannya.
2. Kelompok atau individu yang
sehat:Pengunjung rumah sakit yang sehat antara lain keluarga pasien
yangmengantarkan atau menemani pasien, baik pasien rawat jalan maupun
rawatinap. Di samping itu, para tamu rumah sakit lain yang tidak ada
kaitannyalangsung dengan pasien juga merupakan kelompok sasaran yang sehat
bagipromosi kesehatan di rumah sakit. Teknik dan metode promosi kesehatanuntuk
kelompok sasaran ini tentu berbeda dengan promosi kesehatan bagiorang sakit
atau pasien. Kelompok sasaran orang sehat di rumah sakit inipenting untuk
dijadikan sasaran promosi kesehatan, karena mereka ini akandapat menunjang proses
penyembuhan pasien baik pada waktu masih dalamperawatan di rumah sakit, maupun
bila sudah pulang ke rumah.
3. Petugas rumah sakitPetugas
rumah sakit secara fungsional dapat dibedakan menjadi: petugasmedis, para
medis, dan non-medis. Sedangkan secara structural dapatdibedakan menjadi:
pimpinan, tenaga administrasi, dan tenaga teknis. Apapunfungsi dan strukturnya,
semua petugas rumah sakit mempunyai kewajibanuntuk melakukan promosi atau
penyuluhan kesehatan untuk pengunjungrumah sakit, baik pasien maupun keluarganya,
di samping tugas pokok mereka. Oleh sebab itu, sebelum mereka melakukan promosi
dan penyuluhankepada pasien dan keluarga pasien, mereka harus dibekali
kemampuanpromosi dan penyuluhan kesehatan. Agar mereka mempunyai
kemampuantersebut, maka harus diberikan pelatihan tentang promosi dan
pendidikankesehatan.
4. Tempat
Dan Kesempatan Promosi Kesehatan di Rumah Sakit
Pada waktu pasien akan menjalani
perawatan di rumah sakit atau pasien yangakan berobat jalan di rumah sakit,
sudah tentu pasien akan melewati serangkaian prosedur yang telah ditentukan
oleh rumah sakit tersebut. Misalnya, untuk pasien rawat jalan prosedur yang
dilalui sekurang-kurangnya adalah:
a.
Pendaftaran
b.
Masuk ke ruang tunggu
c.
Masuk ke ruang pemeriksaan
d.
Ke apotek atau tempat pengambilan obat
e.Pembayaran
di kasir, dan seterusnya.
Di tempat-tempat atau
bagian-bagian tersebut idealnya merupakan tempat-tempat untuk dilaksanakan
promosi atau penyuluhan kesehatan, terkait denganpelayanan yang diberikan.
Namun demikian tidak semua titik pelayanan tersebutefektif untuk dilakukan
promosi kesehatan. Tempat-tempat atau bagian-bagianpelayanan rumah sakit yang
potensial dilakukan promosi kesehatan, antara lain sebagai berikut:
1. Di ruang tungguDi ruang tunggu
adalah tempat yang baik untuk melakukan promosi danpenyuluhan kesehatan. Karena
pada umumnya, di ruang itulah pasien ataupara pengantar berkumpul dalam waktu
yang ralatif lama untuk menunggugiliran pemeriksaan atau memperoleh obat. Di
ruang ini dapat dilakukanpenyuluhan kesehatan langsung atau ceramah kesehatan,
ataupun penyuluhankesehatan tidak langsung misalnya menggunakan rekaman radio
kaset atauvideo kaset. Pasien atau para pengantar pasien umumnya merasa jenuh
padasaat menunggu giliran, sehingga waktu tersebut sangat baik bila digunakanuntuk
memberikan informasi-informasi atau pesan-pesan kesehatan agarmencegah
kegelisahan dan kejenuhan pasien atau keluarga pasien.Di samping itu, di ruang
tunggu juga disediakan leaflet-leaflet atau selebaran-selebaran yang dapat
dibaca oleh pasien atau keluarga pasien. Leaflet atauselebaran berisikan
pesan-pesan atau informasi-informasi terkait denganpenyakit-penyakit tertentu.
Demikian pula dinding-dinding ruang tunggu perluditempel poster-poster yang
berisikan pesan-pesan kesehatan
2. Di kamar periksaDi kamar
periksa dokter, dokter gigi atau bidan, merupakan tempat dankesempatan yang
baik memberikan pesan-pesan kesehatan, khususnya yangterkait dengan masalah
kesehatan ataupun penyakit pasien. Sambil memeriksapasien atau setelah selesai
memeriksa pasien, petugas kesehatan atau dokterdapat menjelaskan tentang
penyakit yang diderita pasien, penyebabnya,perjalanan penyakitnya, cara
penularannya, cara pencegahannya, danpengobatan yang diberikan. Pasien dalam
kondisi sakit dan ingin segerasembuh dari penyakitnya, apabila diberikan
pesan-pesan, informasi-informasi,atau anjuran-anjuran yang berkaitan dengan
penyakitnya, akan lebih mudahmematuhi atau menjalankannya dibanding mereka yang
dalam keadaan sehat.Untuk menunjang promosi dan penyuluhan kesehatan pada
kesempatan-kesempatan tersebut, seyogyanya ruang periksa dilengkapi dengan
alat-alatperaga atau gambar-gambar terkait dengan penyakit tertentu.
Misalnya:kerangka manusia, pantom, gambar-gambar anatomi tubuh, gambar
jenis-jenismakanan bergizi, skema perjalanan suatu penyakit, dan sebagainya.
3. Di ruang perawatanDi ruang
perawatan peran perawat sangat penting karena di tempat ini,perawat mempunyai
waktu yang relatif banyak untuk berkomunikasi denganpasien, dibanding dengan
petugas yang lain. Perawat di ruang rawatberkewajiban untuk memberikan obat,
melayani kebutuhan pasien yang lainseperti makan, minum, membantu ke kamar
mandi, dan sebagainya. Padakesempatan-kesempatan itulah, perawat dapat
menyampaikan pesan-pesan danatau anjuran-anjuran yang harus dipatuhi oleh
pasien dalam rangkapenyembuhannya.Seorang perawat pada waktu mengambil sampel
darah, pada waktu mengukurtekanan darah pasien, dan sebagainya, dapat sekaligus
memberikanpenyuluhan kesehatan terkait dengan yang dihadapi oleh pasien
tersebut
5. Materi
Promosi Kesehatan di Rumah Sakit
Materi atau isi promosi kesehatan
di rumah sakit adalah mencakup pesan-pesandan informasi-informasi kesehatan
yang disampaikan kepada pasien atau keluargapasien. Materi promosi kesehatan di
rumah sakit ini dapat dikelompokkanmenjadi 3 yakni:
1. Pesan kesehatan yang terkait
dengan pemeliharaan dan peningkatankesehatan:Pesan-pesan kesehatan yang terkait
dengan pemeliharaan dan peningkatankesehatan ini mencakup perilaku hidup sehat
(healthy behavior ), antara lain:
a.Makan dengan menu atau susunan
makanan dengan gizi seimbang.
b.Aktivitas fisik secara rutin,
termasuk olahraga dan kegiatan-kegiatanlainnya seperti tugas dan pekerjaan
sehari-hari yang mengeluarkan tenaga.
c.Tidak merokok atau minum
minuman keras seperti alkohol.
d.Mengelola dan mengendalikan
stres untuk memelihara kesehatan.
e.Istirahat cukup karena
istirahat dapat mengendorkan ketegangan-ketegangan yang dialami oleh seseorang.
2. Pesan-pesan kesehatan yang
terkait dengan pencegahan serangan penyakit:Pasien yang sudah sembuh dari
penyakit, bias saja terserang penyakit yangsama (kambuh). Di samping itu,
apabila penyakit itu menular makakemungkinan penyakit itu tertularkan kepada
orang lain. Oleh sebab itu pesan-pesan tentang pencegahan berbagai macam
penyakit perlu dikemas dalammedia leaflet atau poster. Pesan-pesan tersebut
sekurang-kurangnyamencakup :
a.Gejala atau tanda-tanda
penyakit.
b.Penyebab penyakit.
c.Cara penularan penyakit.
d.Cara pencegahan penyakit.
3.Pesan-pesan kesehatan yang
terkait dengan proses penyembuhan danpemulihan:Pasien yang datang ke rumah
sakit, baik untuk rawat jalan atau rawat inap,tujuan akhirnya adalah agar
sembuh dari sakit dan pulih kesehatannya
Masing-masing penyakit mempunyai
proses penyembuhan yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, informasi atau
pesan-pesan kesehatan yang terkaitdengan proses penyembuhan dan pemulihan itu
adalah merupakan isi promosikesehatan di rumah sakit.
6. Bentuk
Metode Promosi Kesehatan di Rumah Sakit
Istilah atau nama “rumah sakit”
di Indonesia memang tidak menguntungkan dari segi promosi kesehatan. Karena
rumah sakit yang merupakan terjemahan daribahasa Belanda memberikan kesan yang
tidak menyenangkan, menyeramkan,sakit, tidak enak, dan tidak nyaman. Di
negara-negara maju, rumah sakit disebut Hospital atau keramahtamahan, sehingga
bertentangan dengan kesan rumah sakitseperti disebutkan di atas. Oleh sebab itu
promosi kesehatan rumah sakitseyogyanya menciptakan kesan rumah sakit tersebut
menjadi tempat yangmenyenangkan, tempat untuk beramah tamah, dan sebagainya.
Untuk mengubahkesan tersebut seyogyanya bentuk atau pola promosi kesehatan
dapatdiklasifikasikan menjadi:
1.Pemberian contoh: Tahap pertama
yang diperlukan untuk mengubah kesan rumah sakit yangmenyeramkan tersebut
adalah dengan menampilkan bangunan fisik danfasilitas rumah sakit itu antara
lain sebagai berikut:
a.Bangunan dan lingkungan rumah
sakit yang bersih dan rapi. Cat bangunanrumah sakit tidak harus putih seperti
biasanya atau pada umumnya.Ruangan atau kamar perawatan dapat menggunakan cat
yang warna-warni.Dari hasil penelitian mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat
UI,membuktikan bahwa pasien yang dirawat di ruangan yang dicat berwarna,lebih
cepat sembuh dibandingkan pasien yang dirawat di ruangan yanghanya bercat
putih.
b.Kamar mandi dan WC harus bersih
dan tidak menimbulkan bau tidak enak, tetapi justru berbau wangi. Air bersih
seharusnya mengalir denganlancar dan cukup sebagai sarana untuk kebersihan
kamar mandi dan WC.
c.Tersedianya tempat sampah
dimana-mana, baik di luar ruangan maupun didalam ruangan, rumah sakit yang
kurang menyediakan tempat sampahyang cukup, berarti tidak menjadikan rumah
sakit itu kondusif untuk berperilaku bersih bagi pasien dan pengunjung lainnya.
d.Tersedianya taman hidup atau
kebun di sekitar rumah sakit. Taman yangindah atau kebun bunga di rumah sakit
dapat menghilangkan kesan yangkering, sakit, yang kurang ramah, dan formal
seperti perkantoran. Tamandi rumah sakit akan menimbulkan kesan yang sejuk,
sehat, senyum, danramah.
e.Petugas atau karyawan rumah
sakit sangat penting untuk menimbulkankesan kesehatan, kebersihan, dan kesan
keramahtamahan. Oleh sebab itu,kebersihan dan cara berpakaian petugas rumah
sakit, terutama dokter danperawat yang secara langsung berkontak dengan pasien
adalah perlu dijagadan dipertahankan supaya tetap bersih dan rapi.
2. Penggunaan media: Media
promosi atau penyuluhan kesehatan di rumah sakit merupakan alatbantu dalam
menyampaikan pesan-pesan kesehatan kepada para pasien danpengunjung rumah sakit
lainnya. Media promosi yang layak digunakan dirumah sakit diantaranya dalam
bentuk cetakan: leaflet, flyer, selebaran, poster,dan spanduk, serta dalam
bentuk media elektronik, yakni radio kaset dan videokaset. Leaflet dan
selebaran didistribusikan atau disediakan di ruang-ruangtunggu, atau di lobi
rumah sakit, agar mudah dijangkau oleh para pengunjungrumah sakit.Media
elektronik, baik radio kaset maupun video kaset yang berisi pesankesehatan bagi
pasien dan keluarga pasien dapat digunakan di ruang-ruangtunggu atau ruang
rawat inap. Khusus media elektronik yang digunakan diruang-ruang rawat antara
lain penggunaan sound system yang dikendalikandari ruang tertentu dapat
menyampaikan pesan-pesan dalam rangka prosespenyembuhan pasien di ruang rawat.
Di samping itu, melalui media elektronik ini juga dapat digunakan untuk program
musik, dan siraman rohani untuk menghibur dan memperkuat iman para penderita
atau pasien
3.Promosi dan penyuluhan
langsung: Penyuluhan langsung dapat dilakukan secara terstruktur atau
terprogram,tetapi juga dapat dilakukan secara tidak terstruktur atau
terprogram.Penyuluhan langsung secara terprogram harus direncanakan secara
baik, danditangani oleh petugas yang khusus mempunyai kemampuan bidang
promosikesehatan, khususnya media. Bentuk program promosi langsung tidak
terprogram dapat dilakukan oleh para petugas medis dan paramedis yanglangsung
berhadapan dengan pasien.Berdasarkan sasaran promosi kesehatan, bentuk promosi
kesehatan dapat dilaksanakan pada:
a.IndividualPenyuluhan atau
promosi kesehatan secara individual dilakukan dalambentuk konseling. Konseling
dilakukan oleh dokter, perawat, atau petugasgizi terhadap pasien atau keluarga
pasien yang mempunyai masalahkesehatan khusus, atau penyakit yang dideritanya
b.Kelompok Promosi atau
penyuluhan langsung dengan sasaran kelompok dilakukan diruang tunggu bagi
penyakit-penyakit sejenis, misalnya ruang tunggupenyakit dalam, ruang tunggu
penyakit THT, ruang tunggu bagian anak,dan sebagainya. Penyuluhan langsung
kelompok juga dapat dilaksanakandengan mengumpulkan pasien dengan kasus sejenis
di ruangan tertentu.Metode penyuluhan kelompok, seperti ceramah, diskusi
kelompok,simulasi, dan bermain peran (role play) tepat digunakan dalam promosikesehatan
ini.
c.MassaBagi seluruh pengunjung
rumah sakit, baik pasien maupun keluarga pasiendan tamu rumah sakit, adalah
sasaran promosi kesehatan dalam bentuk ini.Promosi kesehatan dengan sasaran
semacam ini perlu penyesuaian bentuk promosi kesehatannya adalah dengan
menggunakan metode penyuluhanmassa, seperti penggunaan poster dan spanduk.
Seperti halnya promosi kesehatan
di tatanan-tatanan lainnya, padaumumnya promosi kesehatan dengan menggunakan
metode langsung dan metodetidak langsung.
a.Secara langsung: Metode
penyuluhan langsung digunakan pada waktu penyuluhanlangsung, yakni apabila
antara sasaran (pasien dan keluarga pasien)bertatap muka dengan petugas
kesehatan sebagai promoter kesehatan.Oleh sebab itu, metode yang digunakan
adalah ceramah, diskusikelompok, simulasi, dan bermain peran.
b.Secara tidak langsung: Promosi
atau penyuluhan secara tidak langsung berarti menggunakanmedia, dan antara
petugas promosi kesehatan tidak dapat bertatap mukadengan pasien atau keluarga
pasien sebagai clients. Oleh sebab itu, makametode promosi secara tidak
langsung ini selalu menggunakan media ataualat bantu pendidikan atau promosi,
misalnya: leaflet, booklet, selebaran,poster, radio kaset, video kaset, dan
sebagainya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Promosi
kesehatan merupakan pilar utama Kesehatan Masyarakat. Hal ini dapat dipahami
karena semua bidang atau program kesehatan mempunyai aspek perilaku. Penyakit
menular mapun tidak menular terjadi, bukan hanya karena adanya egent atau
penyebab penyakit saja, melainkan juga karena perilaku manusia. Demikian juga
masalah kesehatan yang lain seperti kesehatan lingkungan, kesehatan reproduksi,
gizi, imunisasi, kecelakaan dsbnya.
Promosi kesehatan di tempat kerja,
di sekolah dan di RS Sakit, diselenggarakan berdasarkan suatu kerangka
konsep (framework), yang dibangun melalui beberapa kunci seperti ; pendekatan
(approach), strategi (strategies), area prioritas (priority areas), faktor yang
mempengaruhi (influence factors), dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo, S., dkk. 2005.Promosi Kesehatan : Teori dan Aplikasinya.
Jakarta: PT.Rineka Cipta.
0 Response to "MAKALAH PROMKES PENCEGAHAN PENYAKIT"
Post a Comment